Sejumlah pasien yang menderita penyakit mata (Katarak) mengeluhkan pengobatan di Polik Mata RSUD Merauke. Pasalnya, rujukan yang diberikan kepada pasien ternyata tak membuahkan hasil yang memuaskan. Bahkan, memperparah kondisi mata si pasien dari keadaan semula.
“Tahun lalu ketika saya periksa mata, saya diberikan rujukan ke rumah sakit di Yogjakarta. Tadinya cuma mau mengoperasi kantong mata yang membesar,namun malah kena syaraf-syaraf mata lainnya, akhirnya malah tambah parah dan terpaksa harus rutin berobat kembali,” keluhnya ketika dikonfirmasi tengah menunggu antrian di Polik Mata RSUD Merauke, Senin (11/6).
Padahal, lanjut Ngatidjo, dokter yang mengoperasi dirinya adalah seorang guru besar kedokteran dan merupakan dosen dari dokter polik mata RSUD Merauke. Belum lagi biaya operasi dan pengobatan yang telah dikeluarkannya, tidak sebanding dengan apa yang didapatnya. “Ya kita sudah tua, jadi mau apalagi. Pasrah saja pada keadaan,” ujarnya sembari menambahkan dalam pengobatan, Ngatidjo tidak menggunakan kartu Askes lantaran pasien pengguna Askes sangat sulit dilayani pengobatannya di Rumah Sakit di kota-kota besar.
Lain halnya dengan Cosmas Tanimba, dirinya yang dijumpai tengah memegang tongkat karena katarak yang menimpanya beberapa tahun lalu mengeluhkan lantaran baru sekarang dapat berobat ke rumah sakit. “Saya kena katarak karena kena bulir-bulir tanaman padi waktu bekerja. Waktu itu hanya saya obati dengan obat tetes saja. Namun lama-lama tidak bisa melihat dan muncul warna putih di mata,” ujarnya.
Cosmas mengaku pernah berobat pada seorang dokter yang khusus didatangkan dari Makassar dan memberikan rujukan ke salah satu rumah sakit di Jawa Barat. Lantaran surat rujukan itu hilang, Cosmas tak dapat berbuat apa-apa. “Saya kesini juga mau mengecek apakah masih terdapat salinan rujukan itu di RSUD,” ucapnya.
Dirinya juga mengatakan, telah mengantongi kartu Jamkesmas. Namun belum dapat digunakannya. Namun demikian, dirinya telah meminta bantuan Pemkab Merauke untuk biaya pengobatan dan telah memegang selembar disposisi. “Yang penting surat rujukannya dulu, kalau mengenai dana akan saya usahakan ke Pemda,” tukasnya.
Sayangnya, ketika hendak dikonfirmasi, dokter yang bertugas di Polik Mata RSUD Merauke belum dapat ditemui. (drie/Merauke)
Sumber : Tabloid Jubi
“Tahun lalu ketika saya periksa mata, saya diberikan rujukan ke rumah sakit di Yogjakarta. Tadinya cuma mau mengoperasi kantong mata yang membesar,namun malah kena syaraf-syaraf mata lainnya, akhirnya malah tambah parah dan terpaksa harus rutin berobat kembali,” keluhnya ketika dikonfirmasi tengah menunggu antrian di Polik Mata RSUD Merauke, Senin (11/6).
Padahal, lanjut Ngatidjo, dokter yang mengoperasi dirinya adalah seorang guru besar kedokteran dan merupakan dosen dari dokter polik mata RSUD Merauke. Belum lagi biaya operasi dan pengobatan yang telah dikeluarkannya, tidak sebanding dengan apa yang didapatnya. “Ya kita sudah tua, jadi mau apalagi. Pasrah saja pada keadaan,” ujarnya sembari menambahkan dalam pengobatan, Ngatidjo tidak menggunakan kartu Askes lantaran pasien pengguna Askes sangat sulit dilayani pengobatannya di Rumah Sakit di kota-kota besar.
Lain halnya dengan Cosmas Tanimba, dirinya yang dijumpai tengah memegang tongkat karena katarak yang menimpanya beberapa tahun lalu mengeluhkan lantaran baru sekarang dapat berobat ke rumah sakit. “Saya kena katarak karena kena bulir-bulir tanaman padi waktu bekerja. Waktu itu hanya saya obati dengan obat tetes saja. Namun lama-lama tidak bisa melihat dan muncul warna putih di mata,” ujarnya.
Cosmas mengaku pernah berobat pada seorang dokter yang khusus didatangkan dari Makassar dan memberikan rujukan ke salah satu rumah sakit di Jawa Barat. Lantaran surat rujukan itu hilang, Cosmas tak dapat berbuat apa-apa. “Saya kesini juga mau mengecek apakah masih terdapat salinan rujukan itu di RSUD,” ucapnya.
Dirinya juga mengatakan, telah mengantongi kartu Jamkesmas. Namun belum dapat digunakannya. Namun demikian, dirinya telah meminta bantuan Pemkab Merauke untuk biaya pengobatan dan telah memegang selembar disposisi. “Yang penting surat rujukannya dulu, kalau mengenai dana akan saya usahakan ke Pemda,” tukasnya.
Sayangnya, ketika hendak dikonfirmasi, dokter yang bertugas di Polik Mata RSUD Merauke belum dapat ditemui. (drie/Merauke)
Sumber : Tabloid Jubi