PT Medco Papua Lestari yang bergerak dalam bidang pembuatan bahan kertas (pulp) dari Kayu Bus di sekitar Distrik Ngguti, Okaba,Merauke, akan melakukan uji coba pengapalan ke China. Namun yang akan diuji coba ini adalah jenis produksi kayu serpihan.
Uji coba pengapalan ini diungkapkan CZR Medco Papua Lestari Merauke, M Daniel Sams, ketika ditemui Cenderawasih Pos, di kantornya, Rabu kemarin. Dalam uji coba pengapalan ini, lanjut dia, pihaknya merencanakan akan mengapalkan 10.000 ton kayu serpihan ke Negeri Tirai Bambu tersebut.
''Mudah-mudahan itu bisa tercapai,'' katanya. Sebab, saat ini yang baru diloading (dimuat,red) ke kapal antara 4.000-6.000 ton kayu serpihan. Sementara produksi saat ini antara 200-400 ton setiap harinya. Percobaan pengapalan ini, lanjut dia, untuk mengetahui jalur yang akan dlewati sehingga nantinya bisa lebih efisien.
''Kami memang belum lakukan secara seremonial untuk produksi pertama ini, tapi mudah-mudahan itu akan dilakukan pada pengapalan kedua,''terangnya. Disinggung izin produksi dan izin pengapalan, apakah sudah dikantongi pihak perusahaan, M Daniel mengaku izin tersebut seluruhnya sudah ada.
''Perusahaan ini terbuka dan invest di Merauke jelas dan taat aturan serta mengikuti aspek sosial budaya setempat,''katanya. Sebab, lanjut dia, jika belum mengantongi izin tersebut, tidak mungkin kapal cargo besar dari Korea yang akan membawa serpihan tersebut berani masuk ke Indonesia.
Soal tenaga kerja yang dipekerjakan, menurut dia, sampai saat ini sudah mencapai sekitar 700 orang, termasuk tenaga kerja ahli dan terampil dari luar. ''Tenaga kerja lokal juga kami libatkan di dalam perusahaan ini. Termasuk masyarakat yang ada di sekitar perusahaan kami libatkan langsung dalam perusahaan ini,''tandasnya.(ulo)
Sumber : Cenderawasih Pos
Uji coba pengapalan ini diungkapkan CZR Medco Papua Lestari Merauke, M Daniel Sams, ketika ditemui Cenderawasih Pos, di kantornya, Rabu kemarin. Dalam uji coba pengapalan ini, lanjut dia, pihaknya merencanakan akan mengapalkan 10.000 ton kayu serpihan ke Negeri Tirai Bambu tersebut.
''Mudah-mudahan itu bisa tercapai,'' katanya. Sebab, saat ini yang baru diloading (dimuat,red) ke kapal antara 4.000-6.000 ton kayu serpihan. Sementara produksi saat ini antara 200-400 ton setiap harinya. Percobaan pengapalan ini, lanjut dia, untuk mengetahui jalur yang akan dlewati sehingga nantinya bisa lebih efisien.
''Kami memang belum lakukan secara seremonial untuk produksi pertama ini, tapi mudah-mudahan itu akan dilakukan pada pengapalan kedua,''terangnya. Disinggung izin produksi dan izin pengapalan, apakah sudah dikantongi pihak perusahaan, M Daniel mengaku izin tersebut seluruhnya sudah ada.
''Perusahaan ini terbuka dan invest di Merauke jelas dan taat aturan serta mengikuti aspek sosial budaya setempat,''katanya. Sebab, lanjut dia, jika belum mengantongi izin tersebut, tidak mungkin kapal cargo besar dari Korea yang akan membawa serpihan tersebut berani masuk ke Indonesia.
Soal tenaga kerja yang dipekerjakan, menurut dia, sampai saat ini sudah mencapai sekitar 700 orang, termasuk tenaga kerja ahli dan terampil dari luar. ''Tenaga kerja lokal juga kami libatkan di dalam perusahaan ini. Termasuk masyarakat yang ada di sekitar perusahaan kami libatkan langsung dalam perusahaan ini,''tandasnya.(ulo)
Sumber : Cenderawasih Pos