Seorang guru SMAN I Muting, Kabupaten Merauke sebut saja Inem (bukan nama sebenarnya), nyaris diperkosa oleh seorang pemuda berinisial TG. Kasus tersebut sebenarnya terjadi 5 Oktober lalu, namun karena penanganan yang dilakukan oleh aparat setempat dinilainya kurang maksimal sehingga korban dan Kepsek SMAN I Muting, Adolof Jusuf Sedubun, S.Pd menemui langsung Kapolres Merauke AKBP Hadi Ramdani, SH, Kamis (5/3).
Saat ditemui Cenderawasih Pos, korban mengungkapkan, kasus itu terjadi saat dirinya tidur sendirian dalam kamar. Sedangkan suami dan anaknya tidur di ruang tamu karena saat itu terasa panas. Tanpa dirasakan korban, pelaku TG masuk ke dalam kamarnya dengan cara merusak jendela rumah.
''Waktu itu dia sudah di atas tubuh saya tapi saya berusaha melawannya,''kata korban. Selain dirinya, menurut korban dan Kepsek Adolof, masih ada 8 korban lainnya yang nyaris diperkosa oleh pelaku. Modusnya sama yakni pelaku masuk ke dalam rumah para korban dengan cara merusak jendela rumah terlebih dahulu.
''Rata-rata siswi yang menjadi korban, bahkan ada yang rambutnya ditarik lalu lehernya dipukul,''jelasnya. Ulah pelaku itu, lanjutnya sudah sangat meresahkan warga khususnya kalangan siswi. ''Kami sudah tangkap dan serahkan ke polisi sudah satu minggu lalu, tapi kami dapat informasi bahwa pelaku sudah dilepas lagi, kami ke sini menemui Kapolres agar pelaku diproses secara hukum,"jelasnya.
Sementara itu, Kapolres Merauke AKBP Hadi Ramdani saat dikonfirmasi membenarkan jika dirinya ditemui oleh korban dan Kepsek SMAN I Merauke dan Kapolsek Muting. ''Tadi ada dua orang datang bersama Kapolsek terkait kasus itu,'' kata Kapolres. Namun pelaku lanjut Kapolres, bukan dibebaskan tapi wajib lapor. Pelaku lanjut Kapolres, bukan orang yang tinggal di situ sehingga sering membuat onar yang meresahkan warga. ''Saya sudah perintahkan pelaku dibawa ke Merauke dan proses hukumnya dilakukan di sini. Selain itu, tadi dilaporkan masih ada 8 orang yang menjadi korban. Kami akan periksa saksi -saksi itu sebagai pendukung untuk menguatkan kasus ini,''tandas Kapolres. (ulo)
Sumber : Cenderawasih Pos
Saat ditemui Cenderawasih Pos, korban mengungkapkan, kasus itu terjadi saat dirinya tidur sendirian dalam kamar. Sedangkan suami dan anaknya tidur di ruang tamu karena saat itu terasa panas. Tanpa dirasakan korban, pelaku TG masuk ke dalam kamarnya dengan cara merusak jendela rumah.
''Waktu itu dia sudah di atas tubuh saya tapi saya berusaha melawannya,''kata korban. Selain dirinya, menurut korban dan Kepsek Adolof, masih ada 8 korban lainnya yang nyaris diperkosa oleh pelaku. Modusnya sama yakni pelaku masuk ke dalam rumah para korban dengan cara merusak jendela rumah terlebih dahulu.
''Rata-rata siswi yang menjadi korban, bahkan ada yang rambutnya ditarik lalu lehernya dipukul,''jelasnya. Ulah pelaku itu, lanjutnya sudah sangat meresahkan warga khususnya kalangan siswi. ''Kami sudah tangkap dan serahkan ke polisi sudah satu minggu lalu, tapi kami dapat informasi bahwa pelaku sudah dilepas lagi, kami ke sini menemui Kapolres agar pelaku diproses secara hukum,"jelasnya.
Sementara itu, Kapolres Merauke AKBP Hadi Ramdani saat dikonfirmasi membenarkan jika dirinya ditemui oleh korban dan Kepsek SMAN I Merauke dan Kapolsek Muting. ''Tadi ada dua orang datang bersama Kapolsek terkait kasus itu,'' kata Kapolres. Namun pelaku lanjut Kapolres, bukan dibebaskan tapi wajib lapor. Pelaku lanjut Kapolres, bukan orang yang tinggal di situ sehingga sering membuat onar yang meresahkan warga. ''Saya sudah perintahkan pelaku dibawa ke Merauke dan proses hukumnya dilakukan di sini. Selain itu, tadi dilaporkan masih ada 8 orang yang menjadi korban. Kami akan periksa saksi -saksi itu sebagai pendukung untuk menguatkan kasus ini,''tandas Kapolres. (ulo)
Sumber : Cenderawasih Pos