Lima Kampung tersebut antara lain Wann, Kladar dan Sabon di pulau Kimaam Selatan yang dihuni sekitar 2.500 jiwa. Air pasang yang masuk ke wilayah itu menggenangi puluhan hektar lahan pertanian milik warga yang ditanami, pisang, keladi, singkong dan belasan jenis tanaman lainnya. Akibatnya, warga yang mensandarkan dirinya dari sumber makanan pokok tersebut tak dapat berbuat banyak. Mereka hanya bisa pasrah melihat tanaman mereka hanyut terbawa air laut.
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Merauke, Papua, Daniel Pauta dalam penyampaiannya kepada JUBI, rabu (4/2), mengatakan bantuan dari pemerintah telah diberikan kepada warga yang tertimpa bencana kelaparan. Sedikitnya 22 ton beras, 18 koli susu kaleng dan makanan ringan untuk anak-anak serta ratusan lembar pakaian layak pakai telah diserahkan kepada warga Kimaam. Sejumlah obat-obatan juga telah dikirim ke wilayah bencana. Dikatakan Pauta, pihaknya juga telah menghubungi Badan Urusan Logistik Kabupaten Merauke untuk menyiapkan lagi 20 ton beras bagi korban bencana. "Kita sudah berikan bantuan. Hanya saja masih terkendala akibat transportasi ke daerah itu yang putus total," ujarnya.
Ditambahkan Pauta, bahan bantuan yang diserahkan diangkut melalui pesawat terbang. Setelah di kota Kimaam, baru kemudian diantar lagi dengan speedboat ke wilayah bencana. Semua proses itu membutuhkan waktu yang sangat lama. Kurang lebih 2 hari. "Ini yang sangat menyulitkan kami karena jalur transportasi yang sulit. Jika harus melalui laut, tentu tidak bisa, karena ombak dilaut sangat tinggi. Terpaksa jalan satu-satunya hanya pakai pesawat," katanya.
Sementara itu, atas bencana kelaparan tersebut, pihak pemda Kabupaten Merauke langsung mengambil langkah cepat menyelesaikan masalah. Sejumlah bantuan langsung dikirim. Tim kecil yang akan mengantar bahan bantuan di wilayah Kimaam sekaligus menjadi ujung tombak penyelamat pun dibentuk. Hingga laporan ini diturunkan telah tiga pekan bencana rawan kelaparan menimpa warga Kimaam. (Jerry Omona)
Sumber : Tabloid Jubi