Pemilik dari penemuan orok manusia yang sempat menghebohkan warga di sekitar RSUD Merauke, Minggu (15/2), masih terus diselidiki oleh pihak KepolisianResor Merauke. Pasalnya, sampai Senin (16/2) kemarin, belum diketahui siapa pemilik orok yang dibuang di sekitar sumur bor itu.
''Penyelidikannya masih terus kita lakukan. Saya sudah perintahkan Opsnal (Buser,red) untuk mencari pemilik orok itu,'' kata Wakapolres Merauke Kompol Sondang RD Siagian, SIK, didampingi Kanit Idik I Reskrim Ipda S. Daruyatmoko, ketika ditemui Cenderawasih Pos, kemarin.
Pihaknya, lanjut Wakapolres akan meminta keterangan ke petugas RSUD Merauke apakah pihak rumah sakit pernah menangani pasien hamil anggur tersebut. ''Kalau memang dia hamil anggur, kenapa oroknya dibuang disitu. Nah ini yang masih mencurigakan apakah itu suatu tindakan aborsi atau bagaimana,'' kata Wakapolres. Jika itu merupakan tindakan aborsi, tambahnya, maka akan tetap diproses secara hukum.
Seperti diketahui, penemuan orok manusia tersebut bermula saat 2 anak kecil sedang mencari kaleng bekas di sekitar sumur bor di Jalan Sukarjo atau sekitar 50 meter dari RSUD Merauke. Dalam pencarian itu, kedua menemukan dua karton yang dibungkus dengan rapi diletakan pada pagar tembok sumur itu. Namun saat membuka kedua karton itu, ternyata berisi bungkusan plastik hitam yang penuh dengan darah.
Keduanya kemudian melaporkan ke seorang ibu yang saat itu dekat dari TKP yang dilanjutkan sang ibu ke KP3 Laut. Pelabuhan Merauke. Selanjutnya, Polisi membawanya ke Kamar Mayat RSUD Merauke.Saat dibuka ternyata salah satu karton berisi jaringan plasenta yang dalam ilmu kedokteran disebut Mola, gumpalan darah dan pampers orang dewasa. Sedangkan 1 kantong plastik lainnya berisi celana dalam, baju dan lap lantai yang penuh dengan darah. Tidak ditemukan adanya janin dalam kedua kantong plastik itu. Oleh dr Amir Juliansyah yang memeriksa kedua kantong tersebut mengaku jika sang ibu dari orok tersebut hamil anggur yang dalam bahasa kedokteran disebut Molahitadosa. Orok yang ditemukan itu diperkirakan berumur antara 3-4 bulan. (ulo)
Sumber : Cenderawasih Pos
''Penyelidikannya masih terus kita lakukan. Saya sudah perintahkan Opsnal (Buser,red) untuk mencari pemilik orok itu,'' kata Wakapolres Merauke Kompol Sondang RD Siagian, SIK, didampingi Kanit Idik I Reskrim Ipda S. Daruyatmoko, ketika ditemui Cenderawasih Pos, kemarin.
Pihaknya, lanjut Wakapolres akan meminta keterangan ke petugas RSUD Merauke apakah pihak rumah sakit pernah menangani pasien hamil anggur tersebut. ''Kalau memang dia hamil anggur, kenapa oroknya dibuang disitu. Nah ini yang masih mencurigakan apakah itu suatu tindakan aborsi atau bagaimana,'' kata Wakapolres. Jika itu merupakan tindakan aborsi, tambahnya, maka akan tetap diproses secara hukum.
Seperti diketahui, penemuan orok manusia tersebut bermula saat 2 anak kecil sedang mencari kaleng bekas di sekitar sumur bor di Jalan Sukarjo atau sekitar 50 meter dari RSUD Merauke. Dalam pencarian itu, kedua menemukan dua karton yang dibungkus dengan rapi diletakan pada pagar tembok sumur itu. Namun saat membuka kedua karton itu, ternyata berisi bungkusan plastik hitam yang penuh dengan darah.
Keduanya kemudian melaporkan ke seorang ibu yang saat itu dekat dari TKP yang dilanjutkan sang ibu ke KP3 Laut. Pelabuhan Merauke. Selanjutnya, Polisi membawanya ke Kamar Mayat RSUD Merauke.Saat dibuka ternyata salah satu karton berisi jaringan plasenta yang dalam ilmu kedokteran disebut Mola, gumpalan darah dan pampers orang dewasa. Sedangkan 1 kantong plastik lainnya berisi celana dalam, baju dan lap lantai yang penuh dengan darah. Tidak ditemukan adanya janin dalam kedua kantong plastik itu. Oleh dr Amir Juliansyah yang memeriksa kedua kantong tersebut mengaku jika sang ibu dari orok tersebut hamil anggur yang dalam bahasa kedokteran disebut Molahitadosa. Orok yang ditemukan itu diperkirakan berumur antara 3-4 bulan. (ulo)
Sumber : Cenderawasih Pos