Komadan 174/Anim Ti Waninggap, Kolonel CZI Suratmo mengungkapkan, guna menekan terjadinya disersi prajurit di lingkungan kerjanya, dirinya memberikan pembinaan yang benar-benar dapat menghindarkan prajurit melakukan disersi. ''Selama saya di Korem 174/ATW ini, syukur bahwa belum ada anggota yang melakukan disersi, kecuali sebelum saya datang memang sudah ada terjadi dan saat ini sedang dalam proses hukum,'' katanya ketika ditemui di ruang kerjanya, di Markas Korem 74/ATW, Tanah Miring, kemarin.
Menurut Danrem, adanya anggota yang melakukan disersi atau kabur dari tangungjawabnya sebagai abdi negara dan abdi masyarakat karena dilatar belakangi oleh beberapa faktor atau alasan. Faktor pertama, karena anggota atau prajurit yang bersangkutan tidak memiliki pola hidup yang jelas. ''Sehingga gaji yang diterima kadang-kadang minus. Uangnya habis hanya untuk minum sehingga mau masuk kantor sudah malas. Tidak punya harapan hidup lagi sehingga dia lari dari tugasnya,''ungkap Danrem.
Karenanya, lanjut Danrem, gaya hidup seperti ini terapinya harus menghayati agamanya sesuai yang dianut masing-masing. Disamping itu juga bagaimana dalam memahami agamanya yang benar sehingga dapat hidup rukun dan damai dengan istri dan anaknya. ''Karena keharmonisan dalam rumah tangga juga akan mengurangi terjadi disersi,'' jelasnya.Selain itu, lanjut Danrem, untuk mengurangi beban anggotanya, pihaknya berusaha untuk membantu para anggotanya tersebut dengan membangun mess maupun barak bagi prajurit Korem 174/ATW, serta menyiapkan genset dan menyiapkan air tangki.
Disamping itu, berusaha memberikan keteladanan dan beruaha merangkul seluruh anggota yang ada. ''Karena kadang-kadang disersi terjadi itu karena komandannya yang tidak jelas. Komandanya maunya dilayani tapi tidak tahu melayani anggotanya, sehingga anak buahnya merasa jauh,'' kata Danrem . (ulo)
Sumber : Cenderawasih Pos
Menurut Danrem, adanya anggota yang melakukan disersi atau kabur dari tangungjawabnya sebagai abdi negara dan abdi masyarakat karena dilatar belakangi oleh beberapa faktor atau alasan. Faktor pertama, karena anggota atau prajurit yang bersangkutan tidak memiliki pola hidup yang jelas. ''Sehingga gaji yang diterima kadang-kadang minus. Uangnya habis hanya untuk minum sehingga mau masuk kantor sudah malas. Tidak punya harapan hidup lagi sehingga dia lari dari tugasnya,''ungkap Danrem.
Karenanya, lanjut Danrem, gaya hidup seperti ini terapinya harus menghayati agamanya sesuai yang dianut masing-masing. Disamping itu juga bagaimana dalam memahami agamanya yang benar sehingga dapat hidup rukun dan damai dengan istri dan anaknya. ''Karena keharmonisan dalam rumah tangga juga akan mengurangi terjadi disersi,'' jelasnya.Selain itu, lanjut Danrem, untuk mengurangi beban anggotanya, pihaknya berusaha untuk membantu para anggotanya tersebut dengan membangun mess maupun barak bagi prajurit Korem 174/ATW, serta menyiapkan genset dan menyiapkan air tangki.
Disamping itu, berusaha memberikan keteladanan dan beruaha merangkul seluruh anggota yang ada. ''Karena kadang-kadang disersi terjadi itu karena komandannya yang tidak jelas. Komandanya maunya dilayani tapi tidak tahu melayani anggotanya, sehingga anak buahnya merasa jauh,'' kata Danrem . (ulo)
Sumber : Cenderawasih Pos