
Seorang bocah berusia empat bulan dan belum diberi nama di Merauke, mengalami kelainan pada tubuh di bagian kepalanya membesar, sedangkan bagian tubuh lainnya mengecil.Bayi yang lahir bulan Oktober 2008 lalu, menurut penuturan ibunya Nela Agustina TP, sebelum melahirkan anak keempatnya dirinya mengalami kelainan pada bagian perut membiru serta sering keluar cairan di vagina.Padahal kata Nela yang ditemui Papua Pos dikediamannya di Kelurahan Kelapa Lima Kota Merauke itu belum saatnya melairkan. Selain itu dirinya sering mimpi yang aneh-aneh. “Saya punya firasat yang kurang enak terhadap bayi yang saya kandung,”jelasnya.
Namun begitu menjalani operasi dan bayi diangkat, justru yang diharapkan tidak terkabulkan. Bayi tersebut mengalami kelainan fisik terutama pada bagian kepala yang mulai membesar serta mulut sumbing.Saat ditimbang, berat badan mencapai kurang lebih 4 kilogram. “Terus terang, saya shok dan sempat putus asa melihat kondisi anak saya karena kepalanya membesar sedangkan fisik badan lain kecil dan sangat menyedihkan,” tuturnya.
Nela mengungkapkan, setelah melahirkan, ia bersama sang suami memutuskan untuk membawa kembali bayi tersebut agar dirawat di rumah lantaran ketiadaan biaya. Selama di rumah, kondisi bayi makin memprihatinkan karena kepalanya kian hari terus membesar.“Saya memang melakukan kontrol di RSUD Merauke, namun dokter hanya melihat dan meraba-raba setelah itu menyuruh pulang. Ya, mungkin karena kami tak ada uang sehingga harus mendapat perlakuan demikian,” katanya.
Ditambahkan, beberapa bulan dirawat di rumah, baru pada, Rabu (11/2) kemarin, tiga orang pegawai mendatangi rumahnya meminta agar bayi dibawa ke RSUD Merauke untuk menjalani perawatan dengan segala biaya ditanggung pemerintah.Oleh karena ada permintaan itu, maka langsung dibawa dan sedang dirawat. Hanya saja, baru dua hari di RSUD Merauke, dokter memberikan resep untuk membeli obat lagi. Padahal, pemerintah berjanji menanggung semua biaya.“Jika masih diberikan beban biaya, kami akan bawa pulang anak kami untuk dirawat di rumah,” tuturnya.
Sementara Direktur RSUD Merauke, dr. Petrus Tjia yang dikonfirmasi menyarankan untuk ditanyakan secara langsung kepada salah seorang dokter spesialis anak karena dia yang menangani secara langsung.Ketika Papua Pos mendatangi dokter tersebut, ternyata sedang sibuk melakukan pemeriksaan terhadap bayi. “Maaf, dokternya sedang sibuk sekali sehingga tak bisa diganggu,” kata salah seorang perawat (cr-44).
Sumber : Papua Pos