Sejumlah warga yang mendiami kampung Rawa Biru keluhkan pemanfaatan air danau rawa biru yang hingga kini tak dirasakan oleh masyarakat pemilik Daerah Aliran Sungai (DAS). Sejak 1959, warga di kampung rawa biru tak pernah merasakan bersihnya air rawa biru setelah dilakukan pengolahan oleh pihak instansi teknis terkait, sehingga ini dirasakan oleh sebagian besar warga Kampung Rawa Biru sebagai suatu ketidakadilan. Hal ini dibenarkan Kepala Kampung Rawa Biru Patrisius Sanggra, ketika dijumpai dikediamannya di Kampung Rawa Biru Distrik Sota ( 6/1). Dirinya mengatakan, bahwa selama ini bersihnya air danau Rawa Biru yang merupakan satu-satunya sumber mata air bersih di Kabupaten Merauke, hanya dirasakan oleh masyarakat perkotaan yang dialirkan melalui Perusahaan Air Minum. “Kami ini sebagai pemilik hak ulayat hanya menikmati air kotor saja. Kenapa pemerintah tidak membuat pipa yang diarahkan pada warga di kampung kami?”, keluh Sanggra.
Esibius Ndimar, salah seorang warga Kampung Rawa Biru yang dikonfirmasi secara terpisah mengatakan hal yang sama. Selama ini warga hanya memanfaatkan air rawa biru tanpa diproses menjadi bersih karena keterbatasan pengetahuan. Sementara itu, sumber air rawa birupun semakin sempit karena kini telah dipenuhi oleh tanaman eceng gondok. “Seharusnya pemerintah memberikan kompensasi atas apa yang telah mereka manfaatkan untuk kepentingan orang banyak. Namun perhatianpun masih sangat sedikit kami terima”, ujar Esibius.
Keduanya sama-sama berharap agar pemerintah segera membuat saluran air bersih bagi warga disekitar Rawa Biru, agar pemenuhan akan ketersediaan air bersih dapat terpenuhi. (drie/Merauke)
http://www.tabloidjubi.com/index.php?option=com_content&task=view&id=870&Itemid=9
Artikel 
