Jalur tercepat mencapai Asmat adalah menggunakan pesawat. Tapi, jadwal penerbangan ke Asmat sangat tergantung cuaca, penundaan terbang biasanya dialihkan keesokan harinya. Saya juga mengalami delay seharian ini, terpaksa deh menginap di Timika dulu memanti pesawat datang. Penerbangan ke Asmat (bandara Ewer) dapat ditempuh dari Merauke atau Timika dengan pesawat twin outter Merpati setiap hari Senin, Rabo, dan Sabtu (Merauke – Ewer – Timika – Ewer – Merauke. Khusus hari Jumat untuk penerbangan Merauke – Ewer – Merauke). Reservasi tiket Merpati Merauke: 0971 – 321242, Timika: 0901 323361, 323362, 323363. Harga tiket sekali terbang dari Timika Rp 600.000 dan dari Merauke Rp 880.000
Sampai di bandara Ewer dilanjut dengan perjalanan air pakai speedboat ke Agats, Ibukota Kabupaten Asmat. Ongkosnya Rp 250.000 per speedboat. Waktu tempuh sekitar 20 menit. Begitu memasuki Agats, sinyal Telkomsel bikin kita bisa berhalo-halo. Ssstt..hanya sinyal Telkomsel yang menjangkau wilayah ini.
Meski ibukota kabupaten, tapi Agats tak memiliki jalan raya. Jalan-jalan di kampung ini ibangun di atas papan, selebar trotoar. Tak ada kendaraan bermotor, bahkan sepeda pun hanya sepeda anak-anak. So, kemana-mana ya harus jalan kaki. Termasuk Pak Bupati dan pejabat Pemda lainnya.
Selain jalan kaki, untuk menjangkau wilayah lain biasanya menggunakan cano atau speedboat. Sewa speedboad di sini cukup mahal. Maklum, harga BBM-nya saja per liter Rp 10.000 - Rp 12.000. Saya sempat mengunjungi distrik Atsy, jaraknya 2,5 jam perjalanan (one way) dengan speedboad. Sewa speedboat untuk sekali jalan 1 juta! Untung yang ngongkosi Pak Wakil Bupati...heheh! Jadi, biarpun 5 jam di atas speedboad seharga 2 juta dan kulit muka sampe gosong ya gak papa-lah....
Mengunjungi Asmat (Agats) akan lebih menarik sekitar bulan Oktober, saat berlangsung estival Budaya Asmat. Kabarnya, banyak wisatawan asing yang sengaja datang ke daerah ini dengan membawa kapal dari negaranya. Apalagi kalau bukan untuk memborong ukiran Asmat yang spektakuler itu.
Ngomong2 tentang ukiran Asmat, harganya memang murah banget. Patung kecil ukuran setengah meter hanya sekitar 30 - 50rb. Patung setinggi 1 meter sekitar 150rb. Aku beli tombak Asmat yang panjangnya 2 meter juga cuma 60rb. Tapi, biaya packagingnya muahal banget! Satu kemasan dos ongkosnya bisa 50rb! Sama mahalnya dengan ongkos makan dengan lauk opor ayam dan telor yang berkisar 30rb seporsi! (Sewa kamar hotel berdinding triplek tanpa kipas angin per malam 200rb loh!)
Thanks to : Pratita
Artikel 
