Radar Merauke menyajikan informasi terkini tentang berbagai peristiwa yang terjadi di kota Merauke dan wilayah Papua Selatan umumnya.
UPDATE!! Berita di Radar Merauke dapat dibaca langsung lewat Smartphone Android! Baca fiturnya DISINI atau Download aplikasinya disini : LINK Download Android RadarMeraukeCom.APK !!! Baca berita Via Opera Mini Atau Browser Handphone (Blackberry/Iphone/Symbian) : http://www.radarmerauke.com/?m=1 .

Friday, 5 December 2008

PANTAI BUTI YANG MENAWAN !!!!

Pantai Buti , Lampu satu

BELASAN tahun meninggalkan tanah kelahiran dan pusaka budaya, Merauke, Papua, betapa nikmat angan menapaki kenangan di sepanjang pantai itu. Meski keberangkatan harus mundur berkali-kali —sesuatu yang “wajar” di Republik tercinta—angin tengah malam Soekarno Hatta dan langit yang terlihat lebih segar membawa kembali setiap elemen masa lalu dasyat tanpa henti. Dan manis seyum pramugari Merpati kian menambah romantisme khayalan—di bawah lambaian hijau nyiurnya beta menghabiskan banyak musim liburan bersama para sobat dan terutama dengan sang nona masa sekolah.

Sayang seribu sayang, hidup tidak sesederhana imaginasi. Realitas seringkali nyaris tanpa kenal kasihan. Saat pesawat menukik dalam membentangkan Merauke dan air payau Kali Maro, mata tersentak keras. Gersang daratan yang dulunya bentangan hijau tanpa henti membisikkan malapetaka memori. Diam-diam hatiku membisik, ada yang hilang dari sambungan kenangan!

Dan betul! Saat fajar pertama merekah di bumi Merauke keesokan harinya, aku bergegas mengenjot motor keponakanku menuju Pantai Buti yang sangat terjangkau dengan kendaraan pribadi maupun transportasi umum. Sepanjang jalan, aku menghibur diri bahwa kotak-kotak besar tanpa pohon yang kulihat dari udara kemarin mestinya hanya kegagalan fantasiku memetakan lokasi pantai. Tapi pantaiku rupanya sudah terlalu lama menunggu aku kembali. Di depan matanya, hanya tersisa panjang pasir putih yang praktis sudah kehilangan kilau dan wibawa alamnya. Aku meradang, di mana kelapa-kelapa yang dulu manis airnya membuat dahaga jadi berkat? Mengapa hanya tersisa sejumput hutan mangrove yang kian terdesak abrasi seperti kepala tua yang menggundul tak tercegah?

Bukan cuma tak ada lagi lambaian nyiur, tanah gumuk seperti di Pantai Parang Tritis, Yogyakarta, turut lenyap tanpa berbekas. Masih jelas terbayang saat kami abang-adik bermain-main mendaki bukit-bukit lembut yang menyedot kaki-kaki mungilku. Mana mungkin lagi angin bisa mempermainkan milyaran butiran pasir putih membentuk gunungan di sepanjang pantai seperti dulu. Keajaiban alam teramat langka ini malah mungkin sudah tak terekam lagi dalam ingatan generasi sekarang!

Apa yang terjadi? Berkilo-kilo meter tambang pasir besar-besar di sepanjang garis pantai! Agresif membangun tanpa material batu dan pasir yang memadai, pasir pantai jadi alternatif. Alhasil, banyak masyarakat pantai atau bukan dan pemilik modal yang mestinya juga kongkalikong dengan pihak keamanan, menambang pasir pantai secara membabi buta. Di sana-sini tampak sisa-sisa tambang dan di sejumlah lokasi bekas-bekas sileweran roda truk.

Ironisnya, banyak sekali orang yang berkunjung ke Pantai Buti hari itu, hari minggu cerah. Gerombol demi gerombol tampak berdatangan dan menempati setiap sudut pantai termasuk mematahkan ranting-ranting yang menghalangi duduk-duduk mereka! Sejumlah penjual masyarakat setempat juga menggelar dagangannya di berbagai titik. Suasana dan ragam aktivitasnya masih seperti dulu: balapan di sepanjang garis pantai yang mulus tanpa rintangan atau membeli hasil jaringan nelayan setempat. Tapi tak ada lagi semilir pantai yang sepoi-sepoi, tak ada lagi air kelapa yang manis nina bobo. Bahkan di jaring-jaring para nelayan, hanya ada udang-udang kecil dan campuran ikan kecil, isyarat kelimpahan alam yang menyurut.

Saat aku bertanya pada beberapa pengunjung dan masyarakat lokal, mereka membawaku pada sejumlah titik tempat beberapa batang ketapang menjulang. Rupanya pohon-pohon ini adalah sebagian kecil yang bertahan hidup setelah beberapa usaha reboisasi masal yang dimotori Pemda Merauke. Ah, syukurlah, setidaknya ada usaha. Tapi, apa yang bisa diperbuat selusin ketapang yang saban hari didera air pasang setinggi rumah?

Saat Merpati yang sama mendaki langit Merauke, aku terpaksa menutup mataku. Sudah begitu banyak perubahan fisik di kotaku semenjak aku merantau, betul itu. Tapi aku tumbuh bersama dan dalam alam yang asri, yang murah hati dan hijau bersemi sepanjang tahun. Aku bergaul dengan telisik angin di sela-sela dedaunan kelapa. Aku belajar dari para nelayan yang menarik jaringnya sembari menikmati semburat warna-warni mentari yang turun perlahan ke balik layar horizon. Dan itu semua hanyanya kenangan, hanya cerita yang terasa membual bila diceritakan pada keponakan-keponakanku. Mataku mulai membuka kembali saat nyaris sejam kemudian sang pilot menukik ke dalam rangkulan bandara Jayapura. Aduhai, Danau Sentani masih sangat hijau!



Share on :
Silahkan berikan komentar melalui Facebook. Jangan lupa login dulu melalui akun facebook anda. Pembaca dapat mengirimkan komentar terkait artikel atau berita yang ditayangkan. Isi komentar bukan merupakan pandangan, pendapat ataupun kebijakan radarmerauke.com dan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Ditulis Oleh : ~ Portal Berita Merauke

Artikel PANTAI BUTI YANG MENAWAN !!!! ini diposting oleh Portal Berita Merauke pada hari Friday, 5 December 2008. Radar Merauke menyajikan informasi terkini tentang berbagai peristiwa yang terjadi di kota Merauke dan wilayah Papua Selatan umumnya. Kritik dan saran dapat anda sampaikan melalui kotak komentar. Copyright berita dalam site ini milik pemilik berita: Kompas, Cenderawasihpos, Tabloid Jubi, Jaringan Pasificpost, Infopublik, Jaringan JPNN dll. Radar Merauke adalah web personal yang merangkum berita dari berbagai media.
 
© Copyright RadarMerauke.com | Portal Berita Merauke @Since 2008 - 2013 - Some rights reserved | Powered by Blogger.com.
Template Design by Owner Template | Published by Owner Template and Owner
WWW.RADARMERAUKE.COM - PORTAL BERITA MERAUKE
( www.radarmerauke.me | www.radarmerauke.asia | Email : radarmerauke@gmail.com | radarmerauke@yahoo.com )

Radar Merauke menyajikan informasi terkini tentang berbagai peristiwa yang terjadi di kota Merauke dan wilayah Papua Selatan umumnya. Copyright berita dalam site ini milik pemilik berita: Kompas, Bintang Papua, Cenderawasihpos, Tabloid Jubi, Jaringan Pasificpost, Infopublik, suluhpapua, Jaringan JPNN dll. Radar Merauke adalah web personal yang merangkum berita dari berbagai media.