MERAUKE- Beberapa hari belakangan ini, masyarakat Merauke diresahkan dengan isu adanya Orang dengan HIV-AIDS (ODHA) berkeliaran mencari korbannya dengan membawa jarum suntik untuk disuntikkan ke orang lain. Menyikapi keresahan masyarakat ini Cenderawasih Pos berupaya menemui Kadinkes Merauke dr Stef Emanuel Osok, M.Kes, tentang sejauhmana resiko penularan virus HIV-AIDS melalui jarum suntik tersebut.
Menurut Stef Osok, secara teori, penularan virus HIV-AIDS, memang salah satunya melalui jarum suntik. Namun media sebenarnya, lanjut dia adalah darah. Misalnya, melalui tindakan operasi, transfusi darah. Untuk jarum suntik, lanjut dia bisa melalui jarum suntik di rumah sakit, jarum suntik karena pengguna Narkoba termasuk jarum yang ada di salon yang digunakan untuk pecahkan jerawat. ‘’Teorinya kalau ada penderita HIV yang tersangkut di jarum, bisa menularkan. Tapi kalau kita secara detail lagi jarum suntik dengan jarum yang ada di salon itu beda. Resikonya jarum suntik lebih besar dibandingkan dengan jarum di salon. Teorinya begitu,’’ katanya.
Namun tingkat resiko penularannya, lanjut dia tergantung pada waktu. Jika baru tertusuk lalu pindah ke orang lain resikonya akan lebih besar. Namun jika jarumnya sudah dipakai 1 menit, 5 menit atau 10 menit baru ditusuk ke orang lain, tingkat resikonya relative kecil. ‘’Ketahanan virus juga berbeda. Kalau masih darah segar bisa hidup. Tapi kalau sudah kering, lama-lama dia akan mati,’’ katanya.Â
Secara matematik berdasarkan hasil penelitian, lanjut dia, tingkat penularan lewat jarum suntik dan jarum sangat kecil. Untuk jarum tingkat resikonya 0,03 persen sedangkan untuk jarum suntik 0,3 persen. Artinya, 3 orang dapat tertular dari 100.000. ‘’Jadi resikonya tidak terlalu besar,’’ katanya.Â
Meski penularan jarum dan jarum suntik tersebut tergolong kecil, namun pihaknya lanjut dia, telah mensosialisasikan kepada masyarakat, agar penggunakaan jarum suntik maupun jarum serta silet di tukang cukur hanya 1 kali pemakaian dan dibuang. ‘’Kalau di rumah sakit, penggunaan jarum suntik hanya 1 kali pemakaian. Setelah itu dibuang. Termasuk di tukang-tukang cukur, saya lihat pemakaian silet cukur hanya 1 kali setelah itu diganti termasuk penggunaan jarum di salon-salon. Jadi kita di Merauke sudah relative aman,’’ jelasnya. (ulo/nan)
Menurut Stef Osok, secara teori, penularan virus HIV-AIDS, memang salah satunya melalui jarum suntik. Namun media sebenarnya, lanjut dia adalah darah. Misalnya, melalui tindakan operasi, transfusi darah. Untuk jarum suntik, lanjut dia bisa melalui jarum suntik di rumah sakit, jarum suntik karena pengguna Narkoba termasuk jarum yang ada di salon yang digunakan untuk pecahkan jerawat. ‘’Teorinya kalau ada penderita HIV yang tersangkut di jarum, bisa menularkan. Tapi kalau kita secara detail lagi jarum suntik dengan jarum yang ada di salon itu beda. Resikonya jarum suntik lebih besar dibandingkan dengan jarum di salon. Teorinya begitu,’’ katanya.
Namun tingkat resiko penularannya, lanjut dia tergantung pada waktu. Jika baru tertusuk lalu pindah ke orang lain resikonya akan lebih besar. Namun jika jarumnya sudah dipakai 1 menit, 5 menit atau 10 menit baru ditusuk ke orang lain, tingkat resikonya relative kecil. ‘’Ketahanan virus juga berbeda. Kalau masih darah segar bisa hidup. Tapi kalau sudah kering, lama-lama dia akan mati,’’ katanya.Â
Secara matematik berdasarkan hasil penelitian, lanjut dia, tingkat penularan lewat jarum suntik dan jarum sangat kecil. Untuk jarum tingkat resikonya 0,03 persen sedangkan untuk jarum suntik 0,3 persen. Artinya, 3 orang dapat tertular dari 100.000. ‘’Jadi resikonya tidak terlalu besar,’’ katanya.Â
Meski penularan jarum dan jarum suntik tersebut tergolong kecil, namun pihaknya lanjut dia, telah mensosialisasikan kepada masyarakat, agar penggunakaan jarum suntik maupun jarum serta silet di tukang cukur hanya 1 kali pemakaian dan dibuang. ‘’Kalau di rumah sakit, penggunaan jarum suntik hanya 1 kali pemakaian. Setelah itu dibuang. Termasuk di tukang-tukang cukur, saya lihat pemakaian silet cukur hanya 1 kali setelah itu diganti termasuk penggunaan jarum di salon-salon. Jadi kita di Merauke sudah relative aman,’’ jelasnya. (ulo/nan)