Merauke (Sulpa) – Tak selamanya investor yang masuk dan beroperasi di Kabupaten Merauke menyusahkan masyarakat setempat. Hal itu dibuktikan oleh warga di Kampung Alvasera, Distrik Muting, Kabupaten Merauke. Warga di daerah itu merasa diberdayakan oleh PT. Agroprima Cipta Persada (ACP), perusahan yang bergerak dalam pengelolaan kelapa sawit di daerah itu.
Wakil Ketua Marga Ndiken Kampung Alvasera, Esesibus Ndiken, mengatakan, warga setempat merasakan perusahaan tersebut berkontribusi bagi kemajuan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi masyarakat.
Disampaikan, perusahaan membuka lapangan pekerjaan dan menyerap tenaga kerja masyarakat lokal 12 kampung di Distrik Muting dengan cara membeli kayu produksi masyarakat setempat. Perusahaan juga membantu beasiswa kepada para pelajar di daerah itu serta membantu pembangunan jalan.
“Kehadiran PT ACP sangat membantu pertumbuhan ekonomi masyarakat kami. Kayu yang ditebang untuk lahan perkebunan perusahan kami yang kelola dan perusahan membelinya dengan harga Rp 800 ribu per meter kubik. Anak-anak kami juga diberi beasiswa oleh perusahan dan perusahan juga membantu pembangunan jalan guna memperlancar akses transportasi masyarakat,” ujar Esebius.
Katanya, perusahan juga menghargai adat setempat. Lahan atau hutan sakral dilindungi dan diperhatikan tidak ditebang untuk lahan kelapa sawit. Diharapkan perusahaan cepat mengelola lahan sawit supaya tenaga kerja lokal yang lebih diprioritaskan kepada putra daerah (anak asli Papua).
“Meskipun belum optimal perusahan telah menyerap tenaga warga setempat, ada yang sudah bekerja di kebun, ada yang di bagian administrasi dan yang satpam. Ke depannya kita berharap perusahan bisa merekrut anak-anak asli lainya. Sudah bagus perusahaan memberikan upah Rp 68.400 per hari, sebulan pekerja bisa menerima gaji sekitar Rp 1,7 juta sehingga dapat memenuhi kebutuhan hidup masyarakat. Jadi, jika ada yang berkata investor menyusahkan masyarakat. Saya rasa tak semua investor membuat sudah masyarakat,” ungkap Esebius. (D/CR3/R5)