Saat Florianus Roy dan Sigit PD sudah akrab dengan aspal sirkuit, R. Fadhil hanya bisa membaca profil kedua pembalap Yamaha itu dari media massa. Kecintaan Fadhil akan dunia balap membuatnya bercita-cita mengikuti jejak dua seniornya itu. Keseriusan lelaki berusia 22 tahun itu memang tidak bisa dipandang sebelah mata.
Fadhil terus mengasah bakat dan skillnya di kota kelahirannya Merauke. Latihan rutin dan mengikuti balap lokal dijalani. Harapannya hanya satu, menjadi pembalap papan atas tanah air. Kesempatan datang saat dirinya memutuskan untuk mengembangkan kemampuan ke Jakarta. Sejak masih SMP, Fadhil sudah hengkang ke Jakarta untuk meraih mimpinya menjadi pembalap nasional.
“Kalau terus disini (Merauke), saya nggak akan bisa berkembang. Di Merauke balap jarang sekali, nggak seperti di Jakarta. Buah keseriusan saya akhirnya semua terjawab. Saya bisa mengikuti jejak senior saya di Yamaha. Mudah-mudahan saya bisa menjadi pembalap nasional,” paparnya.
Pada gelaran Motoprix putaran ketujuh yang digelar di sirkuit Sentul, Bogor, pada Minggu (27/10) kemarin, Fadhil sukses menyodok dan menjadi juara ketiga dikelas MP1. Kesuksesan ini membuatnya bahagia. Apalagi disaat bersamaan, ibunda tercinta turut hadir dari Merauke ke Sentul untuk mensuport dirinya.
“Hadiah juara ini khusus saya persembahkan untuk orang tua saya yang sudah datang jauh dari kampung (Merauke). Orang tua selalu memberikan dorongan untuk karir saya. Syukur saya bisa menjadi yang terbaik di ajang ini,” tambahnya.
Fadhil mengaku sudah menyiapkan rencana untuk tahun depan. Dirinya mengaku ingin naik kelas ke Indoprix. Selain itu, persaingan yang ketat di ajang Indoprix membuatnya tertantang dan menjadikan pembalap Yamaha lainnya sebagai pelecut prestasi.