Merauke - Warga Kampung Nasem, Distrik Merauke mengeluhkan kehadiran petugas kesehatan (bidan dan perawat) yang tidak rutin datang ke Puskesmas Pembantu Rimba Jaya, Nasem. Masyarakat mengharapkan petugas berada di kampung setiap hari guna melaksanakan pelayanan bagi warga yang membutuhkannya. Demikian diungkapkan warga Kampung Nasem, Remisius Kaize, kemarin.
Menurut Remi, di Kampung Nasem terdapat Puskesmas Pembantu Rimba Jaya dan rumah dinas bagi petugas, tetapi bidan atau perawat sebulan sekali baru ada di puskesmas pembantu dan tidak pernah menempati rumah dinasnya. Bidan atau perawat yang bertugas di kampung harus siap dan bertanggung jawab melaksanakan tugasnya.
“Anak sakit sampai setengah mati, baru kami cari jalan pakai transportasi ke rumah sakit di Merauke, karena petugasnya sebulan sekali baru datang. Ada beberapa petugas dari Puskesmas Rimba Jaya, mereka ditugaskan dari sana. Ada ruang pelayanannya, sudah disiapkan rumah dinas, lengkap, ada wc, kamar dan sebagainya. Tapi, mereka datang satu balan satu kali, bagaimana mau tempati rumah itu,” kata Remi.
Menurut Remi, di Kampung Nasem terdapat Puskesmas Pembantu Rimba Jaya dan rumah dinas bagi petugas, tetapi bidan atau perawat sebulan sekali baru ada di puskesmas pembantu dan tidak pernah menempati rumah dinasnya. Bidan atau perawat yang bertugas di kampung harus siap dan bertanggung jawab melaksanakan tugasnya.
“Anak sakit sampai setengah mati, baru kami cari jalan pakai transportasi ke rumah sakit di Merauke, karena petugasnya sebulan sekali baru datang. Ada beberapa petugas dari Puskesmas Rimba Jaya, mereka ditugaskan dari sana. Ada ruang pelayanannya, sudah disiapkan rumah dinas, lengkap, ada wc, kamar dan sebagainya. Tapi, mereka datang satu balan satu kali, bagaimana mau tempati rumah itu,” kata Remi.
Dikatakan, pelayanan kesehatan bagi masyarakat Kampung Nasem tidak optimal, karena petugas tidak rutin memberikan pelayanan kepada warga. Apabila ada warga yang sakit, maka keluarga atau kerabat berupaya mengantar pasien ke Merauke.
“Resikonya kalau malam, kalau bel ke sana, nanti mereka bilang aduh tidak bisa terlalu malam. Masyarakat mulai cari jalan, berkorban pergi ambil mobil. Kemarin mereka dapat tegur dari mama-mama, kenapa satu bulan sekali datang? Kalau satu dua anak sudah kecelakaan, nanti salahkan siapa? Padahal mereka sudah ditugaskan untuk menjalankan tugas mereka di sini. Jadi apakah itu tanggung jawab atau bagaimana?” ujarnya.
Sementara itu, warga lainnya, Mina mengatakan, akibat petugas kesehatan yang tidak rutin ada di Nasem, ada warga yang terpaksa menelpon dan menunggu petugas. Diharapkannya, petugas selalu ada di kampung, sehingga apabila ada pasien dapat segera ditangani.
“Kalau petugas Posyandu biasa datang, ada kader-kader posyandu di kampung dan mereka aktif. Harapan kami kalau bisa petugas kesehatan, bidan dan perawat perlu menempati rumah tinggalnya, seperti bidan sebelumnya, sehingga kalau ada anak sakit langsung ditangani. Kami dapat pesan dari pak dokter, kalau mereka tidak aktif datang lapor ke sini. Cuman kami yang belum pergi lapor ke sana,” tandasnya.
Ditambahkan, selain tenaga medis yang tidak rutin, warga juga mengalami kesulitan air bersih. Air waduk yang biasa dipakai untuk komsumsi sudah berkurang dan tercemar. Diharapkannya, dalam program Gerbangku, masyarakat dapat mengusulkan pembangunan bak penampung air.
“Airnya sudah kotor dan bau ikan, apalagi musim kemarau airnya berkurang. Kalau dipaksa minum, ta semua akan batuk. Airnya tidak bersih, kami akan usulkan dalam program Gerbangku 2013 untuk pembuatan bak air,” ungkapnya. (lea/don/lo1)
“Resikonya kalau malam, kalau bel ke sana, nanti mereka bilang aduh tidak bisa terlalu malam. Masyarakat mulai cari jalan, berkorban pergi ambil mobil. Kemarin mereka dapat tegur dari mama-mama, kenapa satu bulan sekali datang? Kalau satu dua anak sudah kecelakaan, nanti salahkan siapa? Padahal mereka sudah ditugaskan untuk menjalankan tugas mereka di sini. Jadi apakah itu tanggung jawab atau bagaimana?” ujarnya.
Sementara itu, warga lainnya, Mina mengatakan, akibat petugas kesehatan yang tidak rutin ada di Nasem, ada warga yang terpaksa menelpon dan menunggu petugas. Diharapkannya, petugas selalu ada di kampung, sehingga apabila ada pasien dapat segera ditangani.
“Kalau petugas Posyandu biasa datang, ada kader-kader posyandu di kampung dan mereka aktif. Harapan kami kalau bisa petugas kesehatan, bidan dan perawat perlu menempati rumah tinggalnya, seperti bidan sebelumnya, sehingga kalau ada anak sakit langsung ditangani. Kami dapat pesan dari pak dokter, kalau mereka tidak aktif datang lapor ke sini. Cuman kami yang belum pergi lapor ke sana,” tandasnya.
Ditambahkan, selain tenaga medis yang tidak rutin, warga juga mengalami kesulitan air bersih. Air waduk yang biasa dipakai untuk komsumsi sudah berkurang dan tercemar. Diharapkannya, dalam program Gerbangku, masyarakat dapat mengusulkan pembangunan bak penampung air.
“Airnya sudah kotor dan bau ikan, apalagi musim kemarau airnya berkurang. Kalau dipaksa minum, ta semua akan batuk. Airnya tidak bersih, kami akan usulkan dalam program Gerbangku 2013 untuk pembuatan bak air,” ungkapnya. (lea/don/lo1)