Jika para guru yang tidak hadir itu menganggap bahwa ketidak hadiran mereka sudah diwakili oleh guru yang lain, itu adalah anggapan yang salah.
Menurutnya, guru harus menunjukkan bahwa guru mempunyai peran penting, dimana sebagaui orang pertama di garda terdepan yang memajukan pendidikan di daerah ini.
“Kita itu harus tunjukan bahwa kita ini garda terdepan untuk memajukan bangsa sehingga kehadiran kita tidak boleh sembunyi-sembunyi. Kemudian kehadiran guru juga untuk ada perhatian dari semua orang bahwa tanpa kehadiran guru bangsa ini tidak ada apa-apanya,” kata Vincen usai upacara kemarin.
Vincen begitu miris melihat guru yang bersikap demikian. Padahal, kata dia, ini adalah momen penting dimana untuk mereflesi hari jadi guru sehingga kehadiran mereka dalam upacara ini sangat penting.
“Bila perlu sekolah diliburkan saja, dan hari ini memang sekolah di Merauke libur fakultatif. Ya, mau sekolah boleh, mau kegiatan di sekolah boleh, tapi harus ingat bahwa hari ini adalah momen menyadarkan bahwa aku ini adalah guru,” tegasnya.
Berkaitan dengan kode etik guru yang menjadi pesan penting yang dibacakan Wakil Bupati Merauke dalam HUT PGRI tahun ini, menurut Vincen kiranya pesan tersebut diresapi untuk meningkatkan professional guru.
“Ini harus disadari baik karena profesi guru itu adalah suatu tugas mulia. Semua orang tidak bisa jadi guru karena guru itu sebuah panggilan,” terangnya
Lebih tegas momen PGRI ini diharapkan Vincen, para guru harus mengevaluasi diri dan mengimbangi apa yang sudah diberikan Pemerintah selama ini.
“Pemerintah kasih tunjangan baik dari APBD dan ABPD provinsi, APBN, sertifikasi guru itu harus diimbangilah dengan kinerja. Jangan hak saja yang diminta terus sementara kewajiban untuk mencerdaskan kehidupan bangsa tidak dilaksanakan dengan baik. Ini yang harus selaras dan seimbang,” tandasnya. (lea/achi/LO1)