Merauke (18/11)— Dewan Perwakilan Rakyat daerah (DPRD) Kabupaten Merauke menyoroti tingginya angka kriminalitas di daerah ini yang mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Hal itu diakibatkan oleh minuman beralkohol terutama sopi dan sagero. Ketika orang sudah dalam keadaan mabuk, dapat melakukan apa saja yang diinginkan.
Demikian disampaikan Ketua Badan Legislasi DPRD Kabupaten Merauke, Jorgen Betaubun dalam pemandangan umumnya beberapa waktu lalu. Menurutnya, berdasarkan data yang diperoleh dari Polres Merauke, mereka yang paling banyak mengkonsumsi minuman lokal adalah orang asli. Dan, sumber untuk menghasilkan sagero dan sopi adalah dari pohon kelapa.
Pohon kelapa, lanjut Jorgen, telah kehilangan makna dalam masyarakat hukum adat Malind Anim yakni sebagai totem. Kelapa telah disewakan kepada orang non Papua guna dibuatkan sopi serta sagero. Padahal, bisa digunakan dan atau dimanfaatkan untuk pembuatan gula merah.
Oleh karena hasil dari pembuatan gula merah kurang menjanjikan, demikian Jorgen, maka sopi dan sagero sebagai alternatif yang sangat cepat untuk bisa mendapatkan uang. Selama ini, minuman tersebut diperjualbelikan secara bebas tanpa adanya pengawasan serta pengendalian terhadap penjualan maupun peredarannya.(Jubi/Ans)