Lahan basah, hutan rawa, juga rumput liar mendominasi area seluas 4.138 km2 di selatan Papua. Inilah Taman Nasional Wasur, habitat bagi flora dan fauna liar yang hidup harmonis dalam lanskap khas Afrika.
Ingatkah Anda akan Baluran? Taman Nasional di Provinsi Jawa Timur itu terkenal dengan sebutan "Africa van Java". 70 Persen lanskap wilayah ini adalah padang savana, yang sekaligus jadi habitat beragam satwa liar. Hal seperti itulah yang bisa Anda temukan di sebuah wilayah, jauh di timur Indonesia.
Taman Nasional Wasur terletak tak jauh dari Merauke, ujung selatan Papua. Berbatasan langsung dengan Papua Nugini, lanskap TN Wasur didominasi oleh lahan basah terbuka dan padang savana. Area seluas 4.138 km2 ini menjadi habitat flora dan satwa liar. Termasuk juga spesies burung endemik, rusa, kangguru pohon, buaya air tawar, juga buaya air asin.
TN Wasur adalah rumah bagi 358 varietas burung, 80 di antaranya endemik Papua. Ada kakatua, kasuari, burung dara mahkota, kesturi raja, cendrawasih kuning besar, cendrawasih raja, juga cendrawasih merah. Burung-burung ini terbang bebas di padang savana, hutan bambu, hutan rawa, juga rumput liar.
Tak heran TN Wasur terkenal sebagai "Serengeti of Papua". Serengeti adalah Taman Nasional yang terletak di Tanzania. Hal itulah yang tercantum dalam situs resmi Departemen Kehutanan yang dikunjungi detikTravel, Senin (30/7/2012),
Lahan basah yang juga mendominasi wilayah ini adalah rumah bagi lobster dan kepiting. Salah satu "rumah favorit" dua spesies ini adalah Danau Rawa Biru. Uniknya, danau ini juga disebut sebagai "Tanah Air" karena banyaknya kehidupan satwa liar di situ. Ini adalah lokasi tempat untuk mengamati kehidupan satwa liar.
Sejak 1991, TN Wasur masuk dalam wilayah proyek konservasi dan pengembangan World Wide Fund for Nature (WWF). Selain diversitas fauna, wisatawan juga bisa menyambangi suku asli Papua yang tinggal di wilayah ini. Ada suku Kanume, Marind, Marori, dan Yei.
Konon, nama "Wasur" berasal dari bahasa Marind yaitu "Waisol" yang berarti taman. Tercatat ada sekitar 2.500 penduduk dari keempat suku tersebut, tersebar di 14 desa berbeda. Mereka hidup berdampingan dengan alam. Mereka mengonsumsi ikan, sagu, umbi-umbian, juga rusa.
Untuk mencapai TN ini, Anda perlu melakukan perjalanan udara dari Jayapura ke Merauke dengan waktu tempuh 1,5 jam. Setelah itu perjalanan sejauh 85 kilometer bisa ditempuh menggunakan kendaraan roda empat, dengan waktu 1-2 jam. Waktu paling baik untuk berkunjung adalah bulan Juli-November tiap tahunnya, saat matahari tak bersinar terlalu terang.