Merauke (8/10)-–Wakil Bupati Merauke, Sunarjo, S.Sos menegaskan, siapapun guru yang hendak melakukan aksi mogok, akan ditindak tegas sesuai dengan aturan yang berlaku. Kebijakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Merauke untuk melakukan pembayaran gaji secara manual, karena banyak guru tidak berada di kampung untuk menjalankan tugasnya.
Penegasan itu disampaikan Sunarjo saat ditemui tabloidjubi.com Senin (8/10). Menurutnya, kebijakan pembayaran gaji secara manual dan tidak melalui rekening lagi lantaran kegiatan belajar mengajar (KBM) di kampung-kampung, stagnan atau berjalan di tempat. Artinya bahwa, para guru tidak berada di kampung untuk menjalankan tugasnya. Dengan demikian, anak-anak yang datang ke sekolah dengan terpaksa pulang ke rumah.
Dijelaskannya, alasan para guru meninggalkan tempat tugas lantaran mengikuti perkuliahan agar bisa mendapatkan sertifikasi sesuai dengan amanat yang ditentukan dari pusat. Namun juga tidak ada kesadaran baik dari para guru untuk betah tinggal di kampung. Gaji mereka dikirim secara rutin tiap bulan melalui rekening bank, namun jarang sekali menjalankan tugasnya dengan baik di kampung-kampung.
“Saya dengan Pak Bupati Merauke mengambil keputusan agar pembayaran gaji dilakukan secara manual. Nantinya ada petugas yang akan menghantar langsung ke distrik untuk dilakukan pembayaran. Jika ada bank yang ada disana, tentunya akan ditransfer. Kalaupun ada komentar jika para guru terlambat menerima gaji, karena bisa saja pada saat dilakukan pembayaran, kemungkinan tidak berada di tempat tugas,” tandasnya.(Jubi/Ans )
Penegasan itu disampaikan Sunarjo saat ditemui tabloidjubi.com Senin (8/10). Menurutnya, kebijakan pembayaran gaji secara manual dan tidak melalui rekening lagi lantaran kegiatan belajar mengajar (KBM) di kampung-kampung, stagnan atau berjalan di tempat. Artinya bahwa, para guru tidak berada di kampung untuk menjalankan tugasnya. Dengan demikian, anak-anak yang datang ke sekolah dengan terpaksa pulang ke rumah.
Dijelaskannya, alasan para guru meninggalkan tempat tugas lantaran mengikuti perkuliahan agar bisa mendapatkan sertifikasi sesuai dengan amanat yang ditentukan dari pusat. Namun juga tidak ada kesadaran baik dari para guru untuk betah tinggal di kampung. Gaji mereka dikirim secara rutin tiap bulan melalui rekening bank, namun jarang sekali menjalankan tugasnya dengan baik di kampung-kampung.
“Saya dengan Pak Bupati Merauke mengambil keputusan agar pembayaran gaji dilakukan secara manual. Nantinya ada petugas yang akan menghantar langsung ke distrik untuk dilakukan pembayaran. Jika ada bank yang ada disana, tentunya akan ditransfer. Kalaupun ada komentar jika para guru terlambat menerima gaji, karena bisa saja pada saat dilakukan pembayaran, kemungkinan tidak berada di tempat tugas,” tandasnya.(Jubi/Ans )