Karena perjalanan ke Salor cukup jauh, maka Menteri beserta seluruh pejabat lainnya memutuskan untuk makan. Kuli tinta pun dipersilahkan untuk makan, namun ketika salah seorang wartawan ingin mengambil piring makan, salah seorang oknum PNS dari Bagian Humas Setda Merauke, YO datang ke kerumunan wartawan saat makan.Tiba-tiba Yo yang diperbantukan dalam kedatangan Menteri itu, mendatangi wartawan di Meja makan sambil meneriaki “Wartawan keluar, karena ini tempat pejabat” sambil mendorong beberapa orang wartawan dan wartawati keluar ruangan VIP Room Bandara.
Dengan suara YO yang keras, sehingga rekan-rekan wartawan dan pejabat lainya langsung mempalingkan muka. Sebagai bentuk solidaritas terhadap beberapa jurnalis yang diusir, semua kuli tinta di Kota Rusa merapatkan barisan dengan memboikot peliputan Menteri dengan memutuskan keluar dari VIP Room Bandara Mopah Merauke.
“Kami juga punya harga diri atas pengusiran YO terhadap wartawan, apalagi saat diusir dan didorong dalam ruangan, disaksikan banyak pejabat. Kami makan karena telah dipersilahkan Asisten II Setda Kabupaten Merauke, Julianus Noya, BA melalui salah seorang wartawan RRI, Ny. Titin,” ungkap salah seorang rekan wartawati yang enggan namanya dikorankan.Pelaksana Tugas (Plt) Ketua PWI Cabang Merauke, Eduardus Lukianan, S.Sos menyayangkan sikap YO yang telah menghalang-halangi pekerjaan wartawan, dengan melakukan pengusiran di dalam ruangan VIP Room.
“Saya tidak terima dengan perlakuan oknum PNS YO itu, kami akan meminta pertanggungjawaban sekaligus melaporkan kepada atasannya,” tegas Lukianan yang pada saat itu juga berada di sekitaran Bandara Mopah.Lukianan mengatakan, sikap boikot yang ditunjukkan para kuli tinta ini, merupakan langkah yang tepat. “Itu adalah sikap arogansi yang ditunjukkan YO, semestinya dia jangan dengan suara keras bahkan sampai mendorong beberapa wartawan seperti begitu. Memang dia punya kewenangan, namun tidak dengan seenaknya mengusir para wartawan,” tegasnya.(cr-44)
Sumber : Papua Pos