Hari Ibu yang diperingati pada tanggal 22 Desember semestinya dirayakan kaum perempuan dengan sukacita. Namun sayangnya kemeriahan itu tak dirasakan oleh Wilhelmina Welikin yang berprofesi sebagai seorang wartawan radio swasta di kota Merauke. Pasalnya, pada hari yang bersamaan, Wilhelmina harus melangsungkan persidangan sebagai terdakwa kasus pencemaran nama baik dengan seorang perempuan bernama Herda Kelanit.
Ketika dijumpai di Kantor Pengadilan Negeri Merauke hari ini (22/12) dirinya mengatakan bahwa makna terdalam dari hari Ibu terkait dengan kasus yang tengah berlanjut dipersidangan hari ini adalah lebih berhati-hati dalam menjaga ucapan. “Saya mendapat hikmah terdalam bahwa sebagai perempuan harus menjaga ucapan untuk menghindari kesalahpahaman”, tuturnya.
Kasus yang sudah beberapa kali naik sidang ini, diakui Nona (Sapaan Akrab) merupakan hal yang mengejutkan baginya. Pasalnya, dirinya tak pernah menyangka bahwa wanita yang pernah bertengkar mulut dengannya melaporkan kasus tersebut ke pihak kepolisian. “Saya bukan orang yang pertama kali memaki perempuan itu namun perempuan itu (Herda-red)lah yang pertama kali memaki saya, ketika saya meminta maaf mereka tidak mau memaafkan dan tanpa diduga saya dipanggil menjadi terdakwa”, ungkapnya.
Yang lebih ironis lagi, kasus ini juga ternyata menyeret salah seorang caleg untuk menjadi saksi persidangan. “Nama lelaki itu memang saya sebut sewaktu memaki Herda, sehingga lelaki yang notabene mantan kepala dinas perhubungan itu langsung menuntut saya. Saya sendiri tidak tahu keterlibatannya sampai sejauhmana? “, ucap Nona.
Dirinya menambahkan, selama dalam proses persidangan pihak saksi telah menyadari kekeliruannya dan meminta jalan damai atas kasus tersebut. Namun nasi telah menjadi bubur, sebab proses persidangan tengah berlangsung. “Saya dituduh melakukan pencemaran nama baik, padahal mereka yang memulai sehingga saya menutut balik atas tuduhan itu. Apa boleh buat, waktu saya minta maaf mereka tidak terima, sekarang proses peradilan sedang berlangsung . Jadi kita lihat saja”, kata Nona yang cukup tegar mengikuti jalannya persidangan di hari ibu.