JUBI - Satu lagi dari Asmat. Ditengah terkenalnya Asmat dengan seni ukirnya hingga di mancanegara, adalah satu kebanggaan bagi daerah karena memiliki potensi budaya yang khas dan unik.
Berbicara menyangkut mancanegara, kini dunia internasional sudah memasuki era globalisasi. Di era globalisasi dunia pendidikan mendapat jempolan. Karena eran globalisasi tidak bisa dilepaskan dari peranan dunia pendidikan. Segala kecangihan tenologi dihasilkan sebagai salah bagian produk pendidikan dalam kancah proses pendidikan itu sendiri.
Negara-negara maju termasuk negara berkembang sudah memakai alat modern seperti fasilitas dan sarana belajar siswa agar mudah dimengerti, bahan pelajaran gampang dicernah, agar proses belajar mengajar efektif dan efisien. Indonesia pun tak ketinggalan, biarpun negara berkembang, Di jakarta ada sekolah Tingkat SLTP bahkan SD sudah belajar memakai sistim dan suasana modern. Dimana anak-anak didik menulis dan mengerjakan tugas dengan menggunakan komputer atau media elektronik lainnya seperti kesediaan laboratorium bahasa, atau media elektronik dalam menggambarkan struktur kimia di laboratorium pengetahuan alam.
Namun punya cerita lain. Kini Asmat punya satu sekolah tingkat atas yaitu SMA N 01 Agats letaknya di kota Agats, pusat kota kabupaten Asmat. Kota yang unik dan khas selain karena memiliki potensi budaya, juga adalah karena memiliki fasilitas jalan raya dibangun dengan menggunakan papan, alias kota di atas para-para.
Di atas Kota para-para tersebut, Guru dan siswa SMAN 01 Agats harus memakai kapur tulis yang ditanggung oleh siswa sendiri melalui pembayaran SPP Rp.25ribu perbulan yang ditangguhkan kepada masing-masing siswa. ”kami sudah ajukan proposal ke pemda dan sudah bicara dengan pemda tetapi belum ada realisasi,” terang Roberth salah seorang guru SMA N01 Agats kepada tabloin ini, Jumad (21/11).
Sekitar Rp.90milliar lebih telah dianggarkan dunia pendidikan di kabupaten Asmat melalui sidang APBD tahun 2008. Di SMA induk Agats tersebut ke-756 siswa harus beli kapur agar proses belajar-mengajar bersama ke-33guru berjalan lancar.
Roberth mengisahkan, ujian setengah semester yang baru berlalu sekitar 1 bulan lalu, soal-soal ujian ditulis di papan tulis dengan menggunakan kapur yang dibeli oleh siswa sendiri. ”mau beli kertas pake uang apa? Kami pikir uang SPP yang ditanggung Rp.25ribu perorang sangat murah tetapi masih banyak yang kurang mampu dan sampai sekarang ada siswa yang SPPnya belum terbayarkan,” terang roberth melalui hp selular ketika dihubungi media ini, Jumad (21/11).
Tidak adanya perhatian pemda melalui Dinas Pendidikan dan Pengajaran setempat diungkapkan Roberth. Dana bos dan biaya bagi siswa yang berprestasi atau bantuan beasiswa pun tidak ada, Selain bantuan operasional sekolah Rp.3juta yang diterima pertriwulan. ”ujian semester akan berlangsung tanggal 1-6 desember mendatang, jadi kami guru-guru tidak tahu mau beli kertas pake uang dari mana? Mau harap orang tua siswa juga mereka ekonomi lemah. Bukan petani karena tidak punya kebun. Mau bilang nelayan juga berapa hasil jual ikan mereka, sementara di asmat sini ikan-ikan sangat murah, penghasilan orang tua dan waliorang tua tidak sebanding dengan usaha kerja melaut,” terang Roberth.
Agar kegiatan sekolah bisa berjalan lancar, Kepala Sekolah, Leonard Serewi,S.Pd,M.Pd bersama ke-3 staff TU harus mengakali berputar otak dalam memanajemenkan sekolah agar semua kegiatan berjalan aman, tanpa hambatan satupun. Semoga sekolah negeri ini mendapat bantuan dan dukungan dari pihak swasta.
Tuesday, 16 December 2008
Kota Agats : 656 SISWA TANGGUNG KAPUR TULIS DI RUANG KELAS
Ditulis Oleh : ~ Portal Berita Merauke
Artikel Kota Agats : 656 SISWA TANGGUNG KAPUR TULIS DI RUANG KELAS ini diposting oleh Portal Berita Merauke pada hari Tuesday, 16 December 2008. Radar Merauke menyajikan informasi terkini tentang berbagai peristiwa yang terjadi di kota Merauke dan wilayah Papua Selatan umumnya. Kritik dan saran dapat anda sampaikan melalui kotak komentar. Copyright berita dalam site ini milik pemilik berita: Kompas, Cenderawasihpos, Tabloid Jubi, Jaringan Pasificpost, Infopublik, Jaringan JPNN dll. Radar Merauke adalah web personal yang merangkum berita dari berbagai media.