Radar Merauke menyajikan informasi terkini tentang berbagai peristiwa yang terjadi di kota Merauke dan wilayah Papua Selatan umumnya.
UPDATE!! Berita di Radar Merauke dapat dibaca langsung lewat Smartphone Android! Baca fiturnya DISINI atau Download aplikasinya disini : LINK Download Android RadarMeraukeCom.APK !!! Baca berita Via Opera Mini Atau Browser Handphone (Blackberry/Iphone/Symbian) : http://www.radarmerauke.com/?m=1 .

Sunday, 28 December 2008

Gaharu, Potensi Hutan Mappi yang Belum Dikelola secara Profesional


WILAYAH Mappi tidak jauh berbeda dengan wilayah pantai selatan Provinsi Papua. Terdapat pohon bakau yang lebat dan pohon kasuariana. Hutan sangat indah mengandung berbagai jenis pohon lunak, seperti nibung, nipa, pandanus, palm sagu, kayu besi, anggrek, spora epyhitic, gaharu, dan parasit-parasit yang seluruhnya terikat oleh pohon rotan sehingga sangat tebal dan sulit ditembusi.

Rumpunan lebat pohon gaharu dapat dijumpai di sepanjang sungai dan jauh di dalam kawasan hutan. Belakangan, pohon ini hanya dapat ditemukan jauh dari permukiman penduduk.

Sekretaris Koperasi Peran Serta Masyarakat (Kopermas) Papua John Kabey di Jayapura pekan lalu mengemukakan bahwa perburuan gaharu terjadi di seluruh wilayah selatan Provinsi Papua, seperti Asmat, Mappi, Mimika, Bintuni, Kaimana, dan Merauke. Kualitas gaharu di daerah ini sangat terkenal dibandingkan dengan gaharu di wilayah utara atau pedalaman Papua.

Hingga kini tidak ada data resmi mengenai luas hutan gaharu di Provinsi Papua atau di Kabupaten Mappi. Dinas Kehutanan provinsi maupun kabupaten tidak memiliki program kerja untuk melakukan pendataan atau budidaya hutan gaharu.

Di sisi lain, kayu gaharu menjadi salah satu hasil hutan yang bernilai ekonomis tinggi di Papua. Perburuan kayu gaharu dilakukan setiap hari, di berbagai kawasan hutan di Provinsi Papua.

Potensi gaharu terpusat dari Distrik Assue, Senggo, Citak Mitak sampai di Kabupaten Asmat. Ada sekitar 450 pengusaha gaharu beroperasi di kedua kabupaten itu. Mereka ini mempekerjakan ribuan penduduk asli untuk berburu gaharu di hutan.

Gaharu antara lain digunakan sebagai wangi-wangian (parfum) dan bahan pengawet serta dalam upacara sembahyangan Tionghoa. Gaharu hanya diambil gubalnya yang mengeluarkan bau harum. Keharuman gubal gaharu terbentuk oleh kayu yang mengalami pelapukan dan mengandung damar wangi (aromatic resin) sebagai akibat serangan jamur.

Oleh karena itu, tidak semua bagian batang pohon gaharu mengeluarkan bau harum atau memiliki gubal yang bernilai ekonomis tinggi. Jenis gubal gaharu yang diminati oleh para pengusaha gaharu sering disebut masyarakat setempat sebagai jenis super, berwana hitam kecoklatan.

Harga gaharu bervariasi, mulai Rp 200.000 per kg sampai Rp 10 juta per kg, bergantung pada kualitas dan perkembangan harga pasaran di luar negeri, seperti Singapura, China, dan Korea. Biasanya para pengusaha gaharu langsung memantau perkembangan harga dari Mappi menggunakan telepon satelit.

Setiap bulan, lima sampai 15 ton gubal gaharu keluar dari Kabupaten Mappi, Asmat, dan Boven Digoel dibawa oleh para pedagang. Biasanya kapal pengangkut gaharu setiap bulan masuk ke kawasan Mappi sampai Asmat dan Boven Digoel untuk mengambil gaharu yang dikumpulkan oleh para pedagang dari tangan petani lokal.

Sekitar lima unit kapal dengan kapasitas 500 DWT (bobot mati) setiap bulan datang dari Makassar dan Surabaya memasuki kawasan itu dengan membawa minuman keras (miras). Minuman keras itulah yang dijual kepada para pedagang setempat, dan setelah itu kapal kembali ke Makassar atau Surabaya sambil membawa gaharu.

HARGA gaharu melejit tinggi, miras merajalela, dilengkapi dengan kegiatan prostitusi bebas menguasai sejumlah kawasan di Mappi dan Asmat. Meski hasil penjualan gaharu cukup menjanjikan kesejahteraan hidup penduduk lokal, kenyataan di lapangan sangat jauh berbeda. Masyarakat tetap miskin, bodoh, terisolir, dan menderita berbagai jenis penyakit. Hasil penjualan gaharu digunakan untuk minum mabuk dan mencari kesenangan dengan perempuan pekerja seks komersial, yang sengaja didatangkan oleh para pengusaha ke daerah itu.

Pemerintah provinsi (pemprov), pemerintah kabupaten (pemkab) induk, dan Pemkab Mappi belum memiliki program tetap tentang bagaimana mengelola potensi gaharu setempat. Perburuan liar gaharu dengan sendirinya telah merusak hutan di kawasan Mappi dan pantai selatan Papua.

Untuk itu, diperlukan peraturan daerah (perda) yang mengatur hasil hutan di Papua termasuk kayu gaharu. Dinas kehutanan diharapkan segera membuat kebijaksanaan yang mengatur perdagangan gaharu tersebut sehingga tidak merusak hutan dan merugikan penduduk asli.

Hampir semua pohon gaharu dilukai terlebih dahulu sampai ke bagian inti untuk mengetahui kualitas kandungan gubal gaharu. Perburuan itu tidak hanya melibatkan orang dewasa, tetapi juga anak-anak sekolah, para guru, dan ibu rumah tangga. Mereka berada di hutan selama 2-3 bulan hanya untuk berburu gaharu.

Diperkirakan 5-10 tahun ke depan, pohon gaharu di daerah itu akan punah. Pengusaha dan masyarakat hanya bisa menebang, akan tetapi tidak berusaha untuk membudidayakan gaharu tersebut.

Selain gaharu, Kabupaten Mappi juga memiliki potensi alam yang lain berupa minyak bumi, buaya muara atau buaya Irian, hutan produksi, dan potensi tambang emas. Karenanya, mengelola daerah ini dibutuhkan pemimpin yang benar-benar memiliki kepribadian yang dipercaya, jujur, bertanggung jawab dan memiliki kepedulian terhadap kepentingan masyarakat.


Share on :
Silahkan berikan komentar melalui Facebook. Jangan lupa login dulu melalui akun facebook anda. Pembaca dapat mengirimkan komentar terkait artikel atau berita yang ditayangkan. Isi komentar bukan merupakan pandangan, pendapat ataupun kebijakan radarmerauke.com dan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Ditulis Oleh : ~ Portal Berita Merauke

Artikel Gaharu, Potensi Hutan Mappi yang Belum Dikelola secara Profesional ini diposting oleh Portal Berita Merauke pada hari Sunday, 28 December 2008. Radar Merauke menyajikan informasi terkini tentang berbagai peristiwa yang terjadi di kota Merauke dan wilayah Papua Selatan umumnya. Kritik dan saran dapat anda sampaikan melalui kotak komentar. Copyright berita dalam site ini milik pemilik berita: Kompas, Cenderawasihpos, Tabloid Jubi, Jaringan Pasificpost, Infopublik, Jaringan JPNN dll. Radar Merauke adalah web personal yang merangkum berita dari berbagai media.
 
© Copyright RadarMerauke.com | Portal Berita Merauke @Since 2008 - 2013 - Some rights reserved | Powered by Blogger.com.
Template Design by Owner Template | Published by Owner Template and Owner
WWW.RADARMERAUKE.COM - PORTAL BERITA MERAUKE
( www.radarmerauke.me | www.radarmerauke.asia | Email : radarmerauke@gmail.com | radarmerauke@yahoo.com )

Radar Merauke menyajikan informasi terkini tentang berbagai peristiwa yang terjadi di kota Merauke dan wilayah Papua Selatan umumnya. Copyright berita dalam site ini milik pemilik berita: Kompas, Bintang Papua, Cenderawasihpos, Tabloid Jubi, Jaringan Pasificpost, Infopublik, suluhpapua, Jaringan JPNN dll. Radar Merauke adalah web personal yang merangkum berita dari berbagai media.