Radar Merauke menyajikan informasi terkini tentang berbagai peristiwa yang terjadi di kota Merauke dan wilayah Papua Selatan umumnya.
UPDATE!! Berita di Radar Merauke dapat dibaca langsung lewat Smartphone Android! Baca fiturnya DISINI atau Download aplikasinya disini : LINK Download Android RadarMeraukeCom.APK !!! Baca berita Via Opera Mini Atau Browser Handphone (Blackberry/Iphone/Symbian) : http://www.radarmerauke.com/?m=1 .

Wednesday 9 October 2013

KPA Minta Polisi Usut Penyebar Informasi Via SMS


Teror Suntik ODHA Resahkan Warga Merauke

MERAUKE - Pasca beredarnya isu melalui pesan singkat (SMS) sejak pekan lalu, bahwa ada oknum yang diduga Orang Dengan HIV-Aids (ODHA) kabur dan membawa jarum suntik berisikan darah HIV-Aids untuk disebarkan kepada masyarakat Merauke, sangat meresahkan warga.

Teror jarum suntik oleh oknum ODHA menggemparkan warga kota Merauke dan sekitarnya, sehingga membuat warga was-was atas isu teror jarum suntik itu.

Pada Senin (7/10) kemarin, seorang perempuan disinyalir sebagai ODHA tengah mengejar sejumlah murid SD Inpres Polder, kemudian menyuntikkan jarum HIV-Aids kepada 2 anak SD Inpres Polder.

Sehari sesudahnya, Selasa (8/10) siang, teror jarum suntik kembali menggegerkan warga kota Merauke dan sekitarnya. Dimana, Orang Tak Dikenal (OTK) yang diduga ODHA kembali mengejar murid-murid SD St.Agustinus Bambu Pemali dan menyuntikkan salah satu murid kelas II SD tersebut.

Kepala Sekolah SD St. Agustinus Bampel, Sr. Rusmair Siregar KSFL mengatakan, bahwa tidak benar ada OTK menyuntik murid kelas II SD St. Agustinus. Awalnya, murid tersebut bersama 4 temannya ke kamar mandi. Kemudian salah satu dari mereka berteriak dan menangis, karena disuntik.

“Jadi 1 pas sedang di kamar mandi, katanya dia dari belakang dia disuntik. Langsunglah dia menangis lari begitu. Guru-guru respon, dikejar tapi tidak ada memang orang. Tapi menurut dia disuntik. Mendengar dia disuntik kami langsung larikan anak-anak ini ke rumah sakit, diperiksa disana. Ternyata bekas suntikan tidak ada. Polisi juga tadi ada beberapa memeriksa memang bekas suntikan tidak ada,” kata Sr. Rusmair kepada wartawan, kemarin.

Sr. Rusmair menjelaskan, setelah ditanya baik-baik, akhirnya murid-murid itu mengaku bahwa tidak ada orang yang menyuntikkan jarum. Menurut dia, murid yang berteriak itu terhalusinasi dengan isu yang beredar dan sempat terjadi di SD Inpres Polder.

“Lama-lama ditanya, ditanya lagi, ah tidak benar di suntik. Ya memang anak-anak seperti itu. Kebetulan orang tuanya ada, kami tanya apa dia dengar isu-isu ini yang terjadi di Polder. Lalu ibunya katakan memang kami cerita-cerita tadi malam, anak itu ada di situ. Jadi ini mungkin halusinasi,” ungkapnya.

Sementara itu, menanggapi isu dan teror jarum suntik tersebut, Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Merauke menampik dan mengklarifikasi bahwa hal itu tidak benar. Menurut KPA, bahwa SMS yang beredar dan isu teror itu bersifat provokatif dan menyesatkan.

Wakil Ketua Harian KPA Kabupaten Merauke, dr. Stevanus E. Osok, melalui konfrensi pers, kemarin, menyatakan bahwa SMS dan isu teror yang beredar merupakan perbuatan oknum yang tidak bertanggungjawab dan ingin mengganggu kenyamanan serta ketentraman hidup masyarakat Merauke.

“KPA Kabupaten Merauke meminta kepada Kepolisian Merauke untuk mengusut tuntas dan menemukan si penyebar SMS ini, serta diminta pertanggungjawabannya sesuai dengan Undang-Undang yang berlaku di RI,” kata Osok kepada wartawan.

Dikatakan, awalnya ada SMS yang menyebutkan bahwa ada seorang ODHA lari Yasanto dan berkeliaran di daerah Mangga 2 dan Pasar Wamanggu dengan membawa jarum suntik untuk menularkan kepada orang lain.

“KPA Kabupaten Merauke bersama LSM Peduli HIV melakukan pengecekan ke lapangan, berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait baik itu masyarakat maupun Polsek Kelapa Lima, ternyata hal itu tidak benar,” ujarnya.

Kemudian beredar SMS lagi, bahwa bukan 1 orang saja, tetapi sudah bertambah 2 orang yang adalah korban dari ODHA pertama tersebut. Selanjutnya terjadi peristiwa yang menggemparkan warga, beredar isu bahwa 2 murid SD Polder menjadi korban penyuntikkan HIV-AIDS.

“Baik SMS maupun peristiwa itu tidak benar! Menurut kepala sekolah, si perempuan meminta ijin kepada pihak sekolah untuk ke kamar kecil, karena merasa dibuntuti oleh 2 orang pria. Perempuan itu mengunci diri di dalam toilet, karena diteriakkin oleh 2 pria itu bahwa yang bersangkutan ODHA yang membawa jarum suntik. Karena merasa ketakutan, mengunci diri dalam toilet,” tegas Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Merauke ini.

Lanjutnya, pihak sekolah berkordinasi dengan kepolisian dan pihak Yasanto, kemudian pihak Yasanto datang menjemput perempuan itu. Isu di masyarakat bahwa si perempuan mengejar murid-murid dengan membawa jarum suntik tidak benar adanya. Terhadap peristiwa yang terjadi di SD St. Agustinus Bampel, juga tidak benar.

Ditambahakan Staf KPA Kabupaten Merauke, Pdt. Stef Lobwaer, memang benar ada ODHA yang didampingi dan berbaur dengan masyarakat. Pendampingan bukan berarti isolasi terhadap ODHA, sehingga yang bersangkutan bebas berbaur dengan masyarakat.

“Tidak benar kalau dia bawa jarum suntik untuk menularkan HIV-AIDS kepada masyarakat, isu itu tidak benar. Dia bebas berjalan seperti masyarakat biasa, yang menjadi persoalan adalah SMS yang beredar, sehingga membuat ketakutan-ketakutan muncul. Kalau faktor sosial, mungkin ada hubungan dengan keluarga, sehingga dia tidak nyaman di rumah lalu dia jalan. Tetapi yang pasti, dia jalan sebagaimana masyarakat yang lain. Tidak ada bawa jarum suntik, itu tidak benar,” tandas Stef. (Lea/achi/lo1)
Share on :
Silahkan berikan komentar melalui Facebook. Jangan lupa login dulu melalui akun facebook anda. Pembaca dapat mengirimkan komentar terkait artikel atau berita yang ditayangkan. Isi komentar bukan merupakan pandangan, pendapat ataupun kebijakan radarmerauke.com dan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Ditulis Oleh : ~ Portal Berita Merauke

Artikel KPA Minta Polisi Usut Penyebar Informasi Via SMS ini diposting oleh Portal Berita Merauke pada hari Wednesday 9 October 2013. Radar Merauke menyajikan informasi terkini tentang berbagai peristiwa yang terjadi di kota Merauke dan wilayah Papua Selatan umumnya. Kritik dan saran dapat anda sampaikan melalui kotak komentar. Copyright berita dalam site ini milik pemilik berita: Kompas, Cenderawasihpos, Tabloid Jubi, Jaringan Pasificpost, Infopublik, Jaringan JPNN dll. Radar Merauke adalah web personal yang merangkum berita dari berbagai media.
 
© Copyright RadarMerauke.com | Portal Berita Merauke @Since 2008 - 2013 - Some rights reserved | Powered by Blogger.com.
Template Design by Owner Template | Published by Owner Template and Owner
WWW.RADARMERAUKE.COM - PORTAL BERITA MERAUKE
( www.radarmerauke.me | www.radarmerauke.asia | Email : radarmerauke@gmail.com | radarmerauke@yahoo.com )

Radar Merauke menyajikan informasi terkini tentang berbagai peristiwa yang terjadi di kota Merauke dan wilayah Papua Selatan umumnya. Copyright berita dalam site ini milik pemilik berita: Kompas, Bintang Papua, Cenderawasihpos, Tabloid Jubi, Jaringan Pasificpost, Infopublik, suluhpapua, Jaringan JPNN dll. Radar Merauke adalah web personal yang merangkum berita dari berbagai media.