MANOKWARI - Di Papua, akan ada 3 Lantamal (Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut), yakni Lantamal X Jayapura, Lantamal Merauke dan akan dibangun Lantamal Sorong. Danlantamal X Jayapura, Laksamana Pertama TNI I G. Putu Wijamahaadi, S.H mengatakan,selain membentuk Lantamal, TNI-ALjuga akan membangun sejumlah Lanal di Manokwari, Raja Ampat, Bintuni, Sarmi, Serui dan Nabire.  ‘’Di Papua akan ada 3 Lantamal, yakni Lantamal Sorong, Lantamal Merauke dan Lantamal Jayapura. Nah, dibawah Lantamal itu harus ada Lanal. Kita di sini sudah menyiapkan Lanal Sarmi, Serui, Nabire, Raja Ampat, Manokwari dan Bintuni. Itu rencana yang kita siapkan,’’ tutur Danlantamal kepada wartawan di Manokwari, Kamis (10/10).
  Diharapkan Lanal Manokwari dalam waktu dekat akan dibentuk. Walau ada Lanal, tapi Fasharkan TNI-AL yang dipimpin perwira menengah berpangkat kolonel akan tetap berada di Manokwari. ‘’Fasharkan itu untuk memperbaiki kapal-kapal yang beroperasi di laut,’’ tukasnya menambahkan bahwa Lantamal X Jayapura sedang bersiap diri menyambut dan menyukseskan Sail Raja Ampat 2014.   Untuk menjaga kedaulatan di laut, TNI-AL meningkatkan pengawasan di perbatasan perairan dengan negara tetangga seperti perbatasan Papua New Guinea. TNI-AL bekerjasama dengan pihak Imigrasi dan Polairud Polda Papua untuk mengawasi keamanan di laut. ‘’Begitu ada orang tanpa bisa memperlihatkan dokumen,maka kita akan proses,’’ imbuhnya.
  Ditanya soal Kapal Frotilla yang sempat hangat dikabarkan akan menuju Papua, TNI-AL lanjut Danlantamal telah mengantisipasinya. Telah disiapkan KRI di Jayapura, Sorong dan Merauke.’’Dan sampai sekarang tampak kapalnya itu tidak ada,’’ tukasnya.
  Dalam upaya mencegah penggunaan bahan peledak dalam mencari ikan, TNI-AL lanjut Danlamatal terus menggiatkan patroli laut. Selain itu, TNI-AL bekerjasama dengan CI (Conservation Indonesia) di Raja Ampat untuk mensosialisasikan larangan penggunaan bahan peledak. ’’Jangan sampai ada pemboman karena akan merusak terumbu karang yang ada di Papua. Karena kalau terumpu karang rusak, maka itu akan merusak anak cucu kita. Satu bom yang diledakkan nelayan akan merusakkan 10 meter persegi wilayah terumpu karang. Kalau ratusan bom yang diledakkan,bisa dibayangkan bagaimana kerugiannya,’’ imbuhnya.
TNI-AL lanjut Danlantamal juga melakukan pengawasan terhadap kapal-kapal nelayan asing. Belum lama ini,patroli TNI-AL di Jayapura menangkap kapal nelayan asing asal Thailand yang tertangkap melakukan barter ikan. ‘’Ya,kita juga mengharapkan bantuan dari masyarakat agar segera melapor bila ada kapal asing yang terlihat di wilayah kita. Kita (TNI-AL) punya keterbatasan untuk melakukan patroli di laut,sehingga butuh bantuan masyarakat yang bermukim di pesisir,’’ imbuhnya. Danlantamal melakukan kunjungan kerja di Manokwari untuk melihat kondisi Fasharkan (Fasilitas Pemeliharaan dan Perbaikan) TNI-AL Manokwari. Ia juga diundang Gubernur Papua Barat untuk menghadiri HUT Provinsi Papua Barat pada 12 Oktober. ‘’Agenda lainnya saya juga pamitan ke para prajurit di Fasharkan. Tanggal 17 Oktober saya akan serah terima jabatan baru saya di Mabes TNI. Dan tanggal 25 Oktober saya akan serahterima jabatan Danlantamal di Jayapura,’’ tambahnya.(lm)
  Diharapkan Lanal Manokwari dalam waktu dekat akan dibentuk. Walau ada Lanal, tapi Fasharkan TNI-AL yang dipimpin perwira menengah berpangkat kolonel akan tetap berada di Manokwari. ‘’Fasharkan itu untuk memperbaiki kapal-kapal yang beroperasi di laut,’’ tukasnya menambahkan bahwa Lantamal X Jayapura sedang bersiap diri menyambut dan menyukseskan Sail Raja Ampat 2014.   Untuk menjaga kedaulatan di laut, TNI-AL meningkatkan pengawasan di perbatasan perairan dengan negara tetangga seperti perbatasan Papua New Guinea. TNI-AL bekerjasama dengan pihak Imigrasi dan Polairud Polda Papua untuk mengawasi keamanan di laut. ‘’Begitu ada orang tanpa bisa memperlihatkan dokumen,maka kita akan proses,’’ imbuhnya.
  Ditanya soal Kapal Frotilla yang sempat hangat dikabarkan akan menuju Papua, TNI-AL lanjut Danlantamal telah mengantisipasinya. Telah disiapkan KRI di Jayapura, Sorong dan Merauke.’’Dan sampai sekarang tampak kapalnya itu tidak ada,’’ tukasnya.
  Dalam upaya mencegah penggunaan bahan peledak dalam mencari ikan, TNI-AL lanjut Danlamatal terus menggiatkan patroli laut. Selain itu, TNI-AL bekerjasama dengan CI (Conservation Indonesia) di Raja Ampat untuk mensosialisasikan larangan penggunaan bahan peledak. ’’Jangan sampai ada pemboman karena akan merusak terumbu karang yang ada di Papua. Karena kalau terumpu karang rusak, maka itu akan merusak anak cucu kita. Satu bom yang diledakkan nelayan akan merusakkan 10 meter persegi wilayah terumpu karang. Kalau ratusan bom yang diledakkan,bisa dibayangkan bagaimana kerugiannya,’’ imbuhnya.
TNI-AL lanjut Danlantamal juga melakukan pengawasan terhadap kapal-kapal nelayan asing. Belum lama ini,patroli TNI-AL di Jayapura menangkap kapal nelayan asing asal Thailand yang tertangkap melakukan barter ikan. ‘’Ya,kita juga mengharapkan bantuan dari masyarakat agar segera melapor bila ada kapal asing yang terlihat di wilayah kita. Kita (TNI-AL) punya keterbatasan untuk melakukan patroli di laut,sehingga butuh bantuan masyarakat yang bermukim di pesisir,’’ imbuhnya. Danlantamal melakukan kunjungan kerja di Manokwari untuk melihat kondisi Fasharkan (Fasilitas Pemeliharaan dan Perbaikan) TNI-AL Manokwari. Ia juga diundang Gubernur Papua Barat untuk menghadiri HUT Provinsi Papua Barat pada 12 Oktober. ‘’Agenda lainnya saya juga pamitan ke para prajurit di Fasharkan. Tanggal 17 Oktober saya akan serah terima jabatan baru saya di Mabes TNI. Dan tanggal 25 Oktober saya akan serahterima jabatan Danlantamal di Jayapura,’’ tambahnya.(lm)