MERAUKE, KOMPAS — Kekerasan dalam rumah tangga yang dialami perempuan di kampung-kampung di Kabupaten Merauke, Papua, masih sangat tinggi. Kekerasan dalam rumah tangga itu, antara lain kekerasan fisik, psikis, dan seksual.
Tingginya kekerasan dalam rumah tangga yang dialami kaum perempuan terlihat dari hasil survei yang dilakukan Yayasan Santo Antonius (Yasanto) bersama Tifa Foundation. Kepala Badan Pengembangan Sosial Ekonomi Yasanto Jago Bukit mengungkapkan, survei dilakukan di sepuluh kampung di empat distrik pada bulan Agustus lalu. Sepuluh kampung itu adalah Tomer, Kuler, Onggaya, Nasem, Urumb, Waninggap, Matara, Kaiburse, Onggary, dan Domande. Jumlah responden dalam survei ini sebanyak 309 orang ibu rumah tangga di sepuluh kampung tersebut.
Hasil survei menunju kkan 84 persen perempuan mengalami kekerasan dalam rumah tangga, seperti kekerasan verbal, kekerasan fisik, psikis, dan kekerasan seksual. Itu berarti hanya 16 persen perempuan yang mengaku tidak pernah mengalami kekerasan dari suami. "Kekerasan dalam rumah tangga yang dialami perempuan masih tinggi. Ini menunjukan Undang-undang nomor 23 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tan ga belum efektif," kata Jago.