Merauke Kota Bersejarah Republik Indonesia
Papua -
Merauke merupakan kota di ujung timur Indonesia yang penting dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia. Wilayah yang keseluruhan wilayahnya merupakan dataran ini menyimpan berbagai tugu atau monumen bersejarah. Monumen-monumen tersebut sangat erat kaitannya dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Melalui program Aku Cinta Indonesia yang digagas oleh detikcom, tanggal 12-24 Oktober 2010, saya dan Erwin berkesempatan untuk mengenal Merauke dan beberapa wilayah lain di Papua. Tentunya juga mengenal lebih jauh sejarah berdirinya beberapa monumen penting di kota/kabupaten ini.
Tugu LB. Moerdani
Pada 4 Juni 1962, di Merauke atau tepatnya di Distrik Tanah Miring untuk pertama kalinya dilakukan penerjunan pasukan RPKAD – TNI di bawah pimpinan Mayor LB. Moerdani. Penerjunan ini dilakukan dalam rangka pembebasan Irian Barat dari penjajah Belanda.
Untuk mengenang LB Moerdani sekaligus peristiwa yang disebut Operasi Naga tersebut, tanggal 6 Nopember 1961 diresmikanlah berdirinya monumen ini. Monumen LB Moerdani berntuka sebuah patung seorang tentara yang sedang terjun sedang memegang senapan laras panjang lengkap dengan parasutnya. Pada monumen yang berjarak sekitar 15 kilometer dari pusat kota ini terdapat tulisan yang berbunyi “Disini Daerah Penerjunan Dalam Rangka Pembebasan Irian Barat Yang Dipimpin Oleh Mayor L. Benny Moerdani Pada Tanggal 4 Juni 1962â€. Namun sayangnya terjadi vandalisme oleh tangan-tangan jahil pada tulisan tersebut.
Tugu Kembar Sabang-Merauke
Ini merupakan salah satu dari dua tugu yang ada di Indonesia. Itulah sebabnya monumen ini di sebut Tugu Kembar Sabang Merauke. Kembaran dari tugu ini berada di ujung wilayah barat Indonesia, Sabang.
Tugu Kembar Sabang-Merauke yang ada di Papua terletak di Distrik Sota, Merauke. Namun yang perlu diketahui, tugu ini bukanlah tanda pembatas wilayah Republik Indonesia. Tugu perbatasannya sendiri terletak sekitar 500 meter dari tugu kembar.
Pada monumen yang berlapiskan marmer ini di atasnya terdapat lambang negera Republik Indonesia, Burung Garuda. Sebuah prasasti bertuliskan “Satu Nusa Satu Bangsa Satu Bahasa Kita – Tanah Air Pasti Jaya – Untuk Selama-lamanya – Indonesia Pusaka – Indonesia Tercinta – Nusa Bangsa dan Bahasa – Kita Bela Bersamaâ€, terdapat pada salah satu sisi tugu. Masih di sisi yang sama pula atau tepatnya persis di bawah lambang negara terdapat gambar pulau-pulau wilayah NKRI dari Sabang hingga Merauke. Sedangkan sebagai dasarnya terlihat jelas nuansa merah putih.
Tugu Pepera
Monumen yang terletak di pusat Kota Merauke ini merupakan tugu pernyataan sikap masyarakat Irian Barat, khususnya Kabupaten Merauke sebagai bagian dari NKRI. Dua buti isi pernyataan sikap tersebut tertuang dalam prasasti yang ada di tugu ini. Pepera sendiri merupakan kependekan dari Penentuan Pendapat Rakyat Irian Barat.
Isi dari pernyataan tersebut secara garis besar menyatakan rakyat Kabupaten Merauke menyatakan secara bulat bahwa : 1. Iriang Barat merupakan bagian mutlak dari Wilayah NKRI; 2. Tidak mau dipisahkan dari NKRI yang berwilayah dari Sabang sampai Merauke. Dan ditetapkan di Merauke, 14 Juli 1969.
Tugu Perbatasan Sota, RI - PNG
Inilah salah satu tugu penting dari beberapa tugu serupa di Papua yang menjadi tanda pembatas wilayah NKRI dengan negara Papua New Guinea (PNG). Tugu yang masih masuk kawasan Taman Nasional Wasur, Distrik Sota ini terletak di dalam sebuah taman kecil yang asri. Sebuah taman yang dirawat oleh Ma’ruf Suroto, seorang polisi umum berpangkat Aiptu.
Pada tugu ini terdapat angka-angka koordinat lintang derajat dan bujur timur wilayah perbatasan. Pada setiap hari libur kawasan tugu ini selalu ramai dikunjungi oleh waraga untuk berwisata bersama keluarga atau teman-teman.
Tugu Kota Merauke
Merupakan tugu untuk mengenang peristiwa kedatangan bangsa asing ke Merauke. Kedatangan bangsa Belanda melalui Sungai Maro hingga bertemu dengan Suku Marind – suku asli Merauke. Dimana pada peristiwa tersebut terjadi kesalahpaaham pengertian bahasa antara Suku Marind dengan bangsa Belanda. Saat menanyakan mengenai sungai yang mereka lalui, Suku Marind menjawabnya dengan ucapan “Maro-Ka-Ahe†yang artinya “ini Sungai Maroâ€. Hingga akhirnya menjadi kata Merauke.
Pada tugu ini terdapat patung seorang asing bersama dua orang Suku Marind yang berpakaian tradisional mengusung sebuah benda seperti gasing mengerucut. Pada tugu tersebut terdapat tulisan “Izakod Bekai Izakod Kaiâ€, artinya “Satu Hati Satu Tujuanâ€. Juga ada tulisan lain “Maroka Ahe†dan gambar wilayah Kabupaten Merauke.
Sebenarnya masih ada tugu lainnya di Merauke, seperti tugu untuk memperingati 100 tahun masuknya agama Katolik ke wilayah ini.
Berkunjung ke Merauke, tidak lengkap rasanya jika kita tidak melihat monumen-monumen bersejarah tersebut. Karena dari sana kita dapat belajar dan memahami sejarah perjalanan bangsa kita.
(Harley Bayu Sastha / gst)