“Tim dari pusat juga sudah datang untuk meninjau dan bertemu dengan pihak sekolah untuk melihat kondisi yang ada tetapi belum ada keputusan bahwa sekolah ini layak tidak menjadi RSBI,” tutur Kepala Pendidikan Menengah Kabupaten Merauke, Drs. Nicolaus Freddy Talubun, M.Pd kepada Jubi di ruang kerjanya. (21/4).
Menurut Ferddy, yang menjadi target penting didirikannya RSBI adalah bagaimana menciptakan suasana dan proses belajar mengajar di sekolah yang dapat memberikan nilai-nilai lebih dalam segi kualitas dan mutu pendidikan. “Jadi dengan adanya RSBI, suasan dan budaya lebih ditekankan. Selain itu juga adanya peningkatan kedisiplinan, ekstra kurikuler dan penggunaan bahasa asing,” tutur Freddy.
Dengan adanya RSBI, lanjut Freddy maka menuntut setiap siswa untuk meningkatkan kualitas akademik. Jika seorang siswa tidak sanggup menjalaninya maka siswa bersangkutan disarankan untuk mencari sekolah lain. “Ini adalah konsekuensi dari ditetapkannya SMAN 3 menjadi sekolah RSBI, dan tentunya akan lebih ketat dalam proses belajar mengajar,” jelasnya.
Ditanyai mengenai anggaran yang akan mendukung proses pembentukan RSBI, Freddy mengakui hingga kini pihaknya belum mengetahui besaran dana yang akan dipergunakan. Pasalnya, hingga kini belum ada keputusan dari tim anggaran. “Jika sudah ada dananya, yang jelas itu semua bersumber dari APBD dan APBN,” ungkap Freddy seraya mengatakan bahwa dirinya tetap optimis bahwa SMAN 3 akan menjadi sekolah RSBI.(drie/Merauke)
Sumber : Tabloid Jubi