Untuk ketiga kalinya, Bupati Tolikara, Papua, DR (HC) Jhon Tabo, MBA "didaulat" sebagai tokoh panutan dengan mendapatkan penghargaan tingkat nasional. Jika sebelumnya, mendapat penghargaan sebagai tokoh politik yang dikenal dengan International Human Rights Golden Award tahun 2002, kemudian Penghargaan dari Presiden Republik Indonesia, atas prakarsa pembangunan Manusia Indoensia dari ketertinggalan, kebodohan dan kemiskinan di Pegunungan Tengah Papua yahun 2007, maka kali ini giliran mendapatkan peghargaan dari Asosiasi Wartawan Indonesia (Awindo) yaitu, The Best Exekutive Indonesia Awindo Award 2008-2009.
Penganugerahan Awindo Award kepada bupati Tolikara ini, dilakukan pada acara puncak Deklarasi Asosiasi Wartawan Indonesia (Awindo) yang berlangsung di hotel Borobudur Jakarta, Sabtu (28/3) dengan ikut disaksikan lima 5 perwakilan dari datu besar negara-negara Asing.Tentu saja pemberian Awindo Award ini, tidak diberikan begitu saja, tetapi penghargaan itu diberikan karena sosok Jhon Tabo dinilai sukses dalam pelaksaan tugas-tugasnya sebagai bupati dan kepala daerah dari daerah yang tingkat kesulitannya cukup tinggi. .Namun dalam segala keterbatasan itu, sosok Jhon Tabo dinilai sukses dalam mengatasi masalah-masalah tersebut. Antara lain, dalam komitnya terhadap keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, mengayomi masyarakat, meningkatkan harkat martabat masyarakat yang dipimpinnya, memajukan pendidikan, kesehatan dan membuka keterisolasian daerah, terumaya Tolikara.
Hal itu sebagaimana diungkapkan, Ketua Umum DPP Awindo, Ganda Maulana SE kepada wartawan usai penganugerahan penghargaan di Hotel Borobudur Jakarta Sabtu (28/3). Ia mengatakan, sejumlah data kepada daerah dari seluruh Indonesia, termasuk para gubernur yang masuk ke Awindo, kemudian dilakukan seleksi secara selektif berdasarkan kriteria-keriteria yang ditentukan, maka yang paling layak dan menuhi syarakat mendapatkan awindo Award adalah Bupati Tolikara.
"Data-data ini, kami dapatkan dari anggota-anggto Awindo dari masing-masing daerah. Banyak data bupati yang masuk ke kami, tetapi setelah kami teliti ternyata tidak memenuhi,":katanya kepada wartawan usia pembenrian pengharagaan.
Ditambahkan, alasan pemberian penghargaan kepada Bupati Tolikara, karena John Tabo dipandang sebagai sosok pemimpin yang dapat menjamin dan memberikan mayarakat sekitarnya suatu kesejahteraan. " Dan tujuan Awindo sama dengan tujuan bapak bupati,"katanya.
Sebab kata dia, Awindo, sebagai wadah berhimpunnya insan pers dari berbagai kalangan media massa cetak maupun elektroknik, berupaya menciptakan ajang penghargaan kepada kalangan eskekutif Indonesia yang berprestasi nyata dalam mengedepankan program pengentasan kemiskinan, serta upaya untuk meningkatkan kesehjahteraan rakyat dari berbagai sektor kegiatan pembangunan yang menjadi prioritas pemerintah bersama swasta dan masyarakat. Hal itu sesuai fungsi dan peran Awindo yang memposisikan diri selaku mitra pemerintah, mitra swasta maupun mitra masyarakat, yaitu dalam rangka membangun kepercayaan terhadap kinerja pemerintah serta mendorong peningkatan kesejahteraan sosial mayarakat.
Sedangkan seorang Dewan Pembina Awindo, Prof Dr M.Ali, SH,Dip,Ed,M.Sc juga ikut memberikan apresiasi terhadap pemberian pengharaan Awindo Award tersebut. Menurutnya, kesuksesan seorang pemimpin dapat dtercermin pada sejauh yang bersangkutan bisa membangun hubungan yang baik dengan bawahan, masyarakatnya maupun mitra-mitra kerja .
"Jadi teori Elton Mayu tahun 60-an mengatakan, semakian baik hubungan buruh dengan majikan, maka semakin baik hasil produksinya, begitu sebaliknya semakin buruk hubungan majikan dengan buruh, maka semakin kurang baik hasil produski yang dicapai.. Ada hubungan korelasi antara hubungan buruh majikan dengan hasil produski . Jadi ini perlu dikembangkan pak bupati, artinya membanguan mitra kerja,"katanya.
Sementara itu, Bupati Tolikara DR (HC) Jhon Tabo, MBA, tidak dapat menyembunyikan rasa syukurnya atas penganugerahan Awindo Award tersebut.
Sebab diakui, penghargaan dari Awindo ini, akan memberikan motivasi sebagai anak bangsa pemimpin rakyat dan juga pemimpin bangsa masa depan ini, benar-benar memulai dari bawah untuk melihat bagaimana pengentasan kemiskinan, ketertinggalan selama ini, apalagi Tolikara sebagai salah satu darerah yang tingkat kesulitannya paling tinggi di Indonesia.
Untuk membangun masyarakat di daerah tersebut tidaklah semuda yang dibayangkan. Tolikara memiliki permasalahan yang cukup kompleks, tentunya membutuhkan seorang pemimpin yang punya semangat dan jiwa pengabdian tinggi dan takut akan Tuhan..
"Daerah itu bisa maju hanya karena anuhgera Tuhan dan tentunya disertai dengan jiwa pengabdaian yang tinggai. arena itu, kami menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada Awindo dan organisasi wartawan lainnya untuk melihat hal-hal benar yang ada di Indonesia ini. Katakanlah sampai saat ini masih banyak rakyat Indonesia telanjang karena kemiskinan, padahal kita sudah merdeka sekian tahun.. Nah ini siapa punya tanggung jawab, karena itu mari rekan-rekan pers, khususnya Awindo ini terbentuk bukan karena kemauan seseorang, tapi saya nilai karena panggilan untuk memberantas ketertinggalan rakyat kita, baik yang ada di pesisir pantai maupun daerah pegunungan, seperti daerah saya,"ujarnya.
Karena itulah, dalam kesempatan itu juga Jhon Tabo atas nama pemerintah Papua, khususnya Pemda Tolikara sekaligus sebagai Ketua Asosiasi Bupati Se-Pegunungan Tengah (13 kabupatan) menyampaikan terima kasih kepada Awindo yang dinilai telah mengangkat harkat dan martabat anak bangsa yang benar-benar punya kesungguhan dalam mempertahankan NKRI.
"Ini suatu kehormatan yang luar biasa bagi kami selaku anak bangsa yang mengabdi di daerah yang tingkat kesulitannya cukup tinggi, bahkan mempertaruhkan nyawa demi tugas. Untuk itu dengan adanya perhataian seperti ini, memberikan motivasi kepada saudara-saudara saya yang lain untuk bisa memajukan dan mepercepat kemajuan rakyat Indonesia di daerha yang tertinggal,"harapnya.
Awindo Upayakan Kesejahteraan Wartawan
Seperti diketahui, bertempat di Hotel Borobudur Jakarta Sabtu (28/3) telah berlangsung acara deklarasi Asosiasi Wartawan Indonesia atau yang disingkat AWINDO. Ditandai penandatangan naskah deklarasi oleh Ketua Umum DDP Awindo Ganda Maulana SE dan pembacaan isi deklarasi.
Meski baru dilakrasikan, namun sesungguhnya organisasi wartawan ini sudah lahir setahun lalu, sejak 2 Juni tahun 2008, tepatnya di ibukota Negara, Jakarta.
Deklarasi Awindo selain dihadiri, undangan dari utusan sejumlah DPD Awindo, juga disaksikan sedikitnya 5 perwakilan Dubes Negara tetangga. Acara deklarasi ini, dihadari pengurus DPD Awindo Papua, masing-masing, Ketua DPD, Paulus Hukubun, Wakil Ketua Drs SM Ventje Ropa, WNM dan sekretaris DPD Awindo Papua Oktovianus K Sedubun.
Ketua Umum DPP Awindo, Ganda Maulana SE, mengatakan kehadiran Awindo ini bukanlah merupakan saingan dari organisasi pers yang sudah ada seperti PWI, namun sebagai mitra. "Jadi Awindo bukan tandingan, tapi sandingan,"katanya kepada Cenderawasih Pos.
Hal itu sebagaimana tercermin dalam visi Awindo, yaitu sebagai organisasi profesi insane pers nasional yang bersifat independen (non politik) dan merupakan alat kontrol dalam berbagai sector pembangunan nasiona,, serta dinamisator sekaligus motor penggerak kekuatan masyarakat dalam dunia kewartawanan melalui pemberitaan. "Awindo lahir dengan visi memasyarakatkan wartawan dan mewartawankan masyarakat,"katanya.
Salah satu upaya yang dilakukan Awindo tidak hanya untuk meningkatkan profesionalisme wartawan, tapi juga berupaya meningkatkan kesejahteraan taraf hidup wartawan anggota Awindo. Dalam kaitan, itu DPP Awindo berjanji akan memberikan suntikan dana ke masing-masing DPP dalam rangka pengembangan koperasi dan UKM yang tujuannya membentu meningkatkan taraf anggotanya. Selain itu, akan berupaya bermitra dengan pihak-pihak lain.
"Fakta membuktikan bahwa kesejahteraan wartawan masih jauh dan memprihatinkan, wartawan tak bisa menyekolahkan anak di sekolah bermutu, banyak wartawan sudah pensiun, tapi masih tinggal di rumah-rumah kontrakan. Ini tentu jadi cita-cita perjuangan Awindo,"katanya lagi.(don)
Sumber : Cenderawasih Pos
Penganugerahan Awindo Award kepada bupati Tolikara ini, dilakukan pada acara puncak Deklarasi Asosiasi Wartawan Indonesia (Awindo) yang berlangsung di hotel Borobudur Jakarta, Sabtu (28/3) dengan ikut disaksikan lima 5 perwakilan dari datu besar negara-negara Asing.Tentu saja pemberian Awindo Award ini, tidak diberikan begitu saja, tetapi penghargaan itu diberikan karena sosok Jhon Tabo dinilai sukses dalam pelaksaan tugas-tugasnya sebagai bupati dan kepala daerah dari daerah yang tingkat kesulitannya cukup tinggi. .Namun dalam segala keterbatasan itu, sosok Jhon Tabo dinilai sukses dalam mengatasi masalah-masalah tersebut. Antara lain, dalam komitnya terhadap keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, mengayomi masyarakat, meningkatkan harkat martabat masyarakat yang dipimpinnya, memajukan pendidikan, kesehatan dan membuka keterisolasian daerah, terumaya Tolikara.
Hal itu sebagaimana diungkapkan, Ketua Umum DPP Awindo, Ganda Maulana SE kepada wartawan usai penganugerahan penghargaan di Hotel Borobudur Jakarta Sabtu (28/3). Ia mengatakan, sejumlah data kepada daerah dari seluruh Indonesia, termasuk para gubernur yang masuk ke Awindo, kemudian dilakukan seleksi secara selektif berdasarkan kriteria-keriteria yang ditentukan, maka yang paling layak dan menuhi syarakat mendapatkan awindo Award adalah Bupati Tolikara.
"Data-data ini, kami dapatkan dari anggota-anggto Awindo dari masing-masing daerah. Banyak data bupati yang masuk ke kami, tetapi setelah kami teliti ternyata tidak memenuhi,":katanya kepada wartawan usia pembenrian pengharagaan.
Ditambahkan, alasan pemberian penghargaan kepada Bupati Tolikara, karena John Tabo dipandang sebagai sosok pemimpin yang dapat menjamin dan memberikan mayarakat sekitarnya suatu kesejahteraan. " Dan tujuan Awindo sama dengan tujuan bapak bupati,"katanya.
Sebab kata dia, Awindo, sebagai wadah berhimpunnya insan pers dari berbagai kalangan media massa cetak maupun elektroknik, berupaya menciptakan ajang penghargaan kepada kalangan eskekutif Indonesia yang berprestasi nyata dalam mengedepankan program pengentasan kemiskinan, serta upaya untuk meningkatkan kesehjahteraan rakyat dari berbagai sektor kegiatan pembangunan yang menjadi prioritas pemerintah bersama swasta dan masyarakat. Hal itu sesuai fungsi dan peran Awindo yang memposisikan diri selaku mitra pemerintah, mitra swasta maupun mitra masyarakat, yaitu dalam rangka membangun kepercayaan terhadap kinerja pemerintah serta mendorong peningkatan kesejahteraan sosial mayarakat.
Sedangkan seorang Dewan Pembina Awindo, Prof Dr M.Ali, SH,Dip,Ed,M.Sc juga ikut memberikan apresiasi terhadap pemberian pengharaan Awindo Award tersebut. Menurutnya, kesuksesan seorang pemimpin dapat dtercermin pada sejauh yang bersangkutan bisa membangun hubungan yang baik dengan bawahan, masyarakatnya maupun mitra-mitra kerja .
"Jadi teori Elton Mayu tahun 60-an mengatakan, semakian baik hubungan buruh dengan majikan, maka semakin baik hasil produksinya, begitu sebaliknya semakin buruk hubungan majikan dengan buruh, maka semakin kurang baik hasil produski yang dicapai.. Ada hubungan korelasi antara hubungan buruh majikan dengan hasil produski . Jadi ini perlu dikembangkan pak bupati, artinya membanguan mitra kerja,"katanya.
Sementara itu, Bupati Tolikara DR (HC) Jhon Tabo, MBA, tidak dapat menyembunyikan rasa syukurnya atas penganugerahan Awindo Award tersebut.
Sebab diakui, penghargaan dari Awindo ini, akan memberikan motivasi sebagai anak bangsa pemimpin rakyat dan juga pemimpin bangsa masa depan ini, benar-benar memulai dari bawah untuk melihat bagaimana pengentasan kemiskinan, ketertinggalan selama ini, apalagi Tolikara sebagai salah satu darerah yang tingkat kesulitannya paling tinggi di Indonesia.
Untuk membangun masyarakat di daerah tersebut tidaklah semuda yang dibayangkan. Tolikara memiliki permasalahan yang cukup kompleks, tentunya membutuhkan seorang pemimpin yang punya semangat dan jiwa pengabdian tinggi dan takut akan Tuhan..
"Daerah itu bisa maju hanya karena anuhgera Tuhan dan tentunya disertai dengan jiwa pengabdaian yang tinggai. arena itu, kami menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada Awindo dan organisasi wartawan lainnya untuk melihat hal-hal benar yang ada di Indonesia ini. Katakanlah sampai saat ini masih banyak rakyat Indonesia telanjang karena kemiskinan, padahal kita sudah merdeka sekian tahun.. Nah ini siapa punya tanggung jawab, karena itu mari rekan-rekan pers, khususnya Awindo ini terbentuk bukan karena kemauan seseorang, tapi saya nilai karena panggilan untuk memberantas ketertinggalan rakyat kita, baik yang ada di pesisir pantai maupun daerah pegunungan, seperti daerah saya,"ujarnya.
Karena itulah, dalam kesempatan itu juga Jhon Tabo atas nama pemerintah Papua, khususnya Pemda Tolikara sekaligus sebagai Ketua Asosiasi Bupati Se-Pegunungan Tengah (13 kabupatan) menyampaikan terima kasih kepada Awindo yang dinilai telah mengangkat harkat dan martabat anak bangsa yang benar-benar punya kesungguhan dalam mempertahankan NKRI.
"Ini suatu kehormatan yang luar biasa bagi kami selaku anak bangsa yang mengabdi di daerah yang tingkat kesulitannya cukup tinggi, bahkan mempertaruhkan nyawa demi tugas. Untuk itu dengan adanya perhataian seperti ini, memberikan motivasi kepada saudara-saudara saya yang lain untuk bisa memajukan dan mepercepat kemajuan rakyat Indonesia di daerha yang tertinggal,"harapnya.
Awindo Upayakan Kesejahteraan Wartawan
Seperti diketahui, bertempat di Hotel Borobudur Jakarta Sabtu (28/3) telah berlangsung acara deklarasi Asosiasi Wartawan Indonesia atau yang disingkat AWINDO. Ditandai penandatangan naskah deklarasi oleh Ketua Umum DDP Awindo Ganda Maulana SE dan pembacaan isi deklarasi.
Meski baru dilakrasikan, namun sesungguhnya organisasi wartawan ini sudah lahir setahun lalu, sejak 2 Juni tahun 2008, tepatnya di ibukota Negara, Jakarta.
Deklarasi Awindo selain dihadiri, undangan dari utusan sejumlah DPD Awindo, juga disaksikan sedikitnya 5 perwakilan Dubes Negara tetangga. Acara deklarasi ini, dihadari pengurus DPD Awindo Papua, masing-masing, Ketua DPD, Paulus Hukubun, Wakil Ketua Drs SM Ventje Ropa, WNM dan sekretaris DPD Awindo Papua Oktovianus K Sedubun.
Ketua Umum DPP Awindo, Ganda Maulana SE, mengatakan kehadiran Awindo ini bukanlah merupakan saingan dari organisasi pers yang sudah ada seperti PWI, namun sebagai mitra. "Jadi Awindo bukan tandingan, tapi sandingan,"katanya kepada Cenderawasih Pos.
Hal itu sebagaimana tercermin dalam visi Awindo, yaitu sebagai organisasi profesi insane pers nasional yang bersifat independen (non politik) dan merupakan alat kontrol dalam berbagai sector pembangunan nasiona,, serta dinamisator sekaligus motor penggerak kekuatan masyarakat dalam dunia kewartawanan melalui pemberitaan. "Awindo lahir dengan visi memasyarakatkan wartawan dan mewartawankan masyarakat,"katanya.
Salah satu upaya yang dilakukan Awindo tidak hanya untuk meningkatkan profesionalisme wartawan, tapi juga berupaya meningkatkan kesejahteraan taraf hidup wartawan anggota Awindo. Dalam kaitan, itu DPP Awindo berjanji akan memberikan suntikan dana ke masing-masing DPP dalam rangka pengembangan koperasi dan UKM yang tujuannya membentu meningkatkan taraf anggotanya. Selain itu, akan berupaya bermitra dengan pihak-pihak lain.
"Fakta membuktikan bahwa kesejahteraan wartawan masih jauh dan memprihatinkan, wartawan tak bisa menyekolahkan anak di sekolah bermutu, banyak wartawan sudah pensiun, tapi masih tinggal di rumah-rumah kontrakan. Ini tentu jadi cita-cita perjuangan Awindo,"katanya lagi.(don)
Sumber : Cenderawasih Pos
Artikel 
