Di KabupatenMerauke, WWF mendorong pola penataan ruang wilayah yang mengacu pada kajian aspek sosial, ekologi dan ekonomi yang terpadu. Bersama Pemerintah Daerah Kabupaten Merauke dan stakeholder lainnya dilakukan sebuah usaha untuk memadukan hasil pemetaan Tempat Penting Masyarakat Malind Anim dan Visi Keanekaragaman Hayati TransFly, sebagai masukan kepada proses Rencana Tatat Ruang Wilayah Kabupaten (RTRWK) Merauke.
Lokakarya ini bertujuan untuk membagi pengalaman proses pemetaan Tempat Penting Masyarakat Adat Malind Anim dan Visi Keanekaragaman Hayati TransFly yang telah diharmonisasi dalam Rencana Tata Ruang (RTRW) Kabupaten Merauke, serta menggalang pemahaman bersama tentang perencanaan pembangunan ekonomi yang sinergis dengan pola ruang masyarakat Adat dan keananekaragaman hayati. Selain itu pada akhir lokakarya ini diharapkan akan adanya komitmen para pihak untuk mengadopsinya dalam kebijakan tata ruang ditingkat Propinsi untuk direplikasi di kabupaten lainnya.
Menurut Direktur Program Konservasi Hutan WWF-Indonesia, Dian Ahmad Kosasih bahwa saat ini Papua sedang dalam proses pembuatan tata ruang dan WWF melihat hal ini sangat baik bila pertimbangan-pertimbangan ekosistem dan keanekaragaman hayati dapat setara dengan pertimbangan-pertimbangan ekonomi. Lebih lanjut dikatakan bahwa modal dasar untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan di Papua sangat ditentukan oleh pola penataan ruangnya. Kami berharap agar apa yang kita hasilkan hari ini dapat berguna dan memberikan sumbangan dalam perencanaan tata ruang di Provinsi Papua.
Gubernur Provinsi Papua yang diwakili oleh Asisten I Bidang Pemerintahan Setda Provinsi Papua pada sambutannya sebelum membuka lkegiatan lokakarya mengatakan bahwa lokakarya ini saya pandang mempunyai nilai yang sangat strategis, karena memperkenalkan konsep visi TransFly, yang diterapkan di wilayah Kabupaten Mereuke, yang mana hasil pemetaan visi Transfly dimasukan sebagai peta arahan dan bahan pertimbangan dalam menentukan pola ruang, dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten di Merauke. Konsep ini merupakan suatu pendekatan penataan ruang terpadu yang berbasis ekosistem, serta mengakomodasi kepentingan pembangunan sosial, ekonomi, budaya dan pelestarian sumber daya alam, melalaui pelibatan para pemangku kepentingan termasuk di dalamnya masyarakat adat pemilik ulayat.
Selain itu masih menurut Asisten I Setda Provinsi Papua, bahwa sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang maka untuk menjawab ancaman terhadap lingkungan dan pemetaan keanekaragaman hayati dalam penyusunan pola dan struktur ruang, maka langkah-langkah pragmatis-sistematik dalam mencari solusi di Provinsi Papua adalah : Pertama, segera menyelesaikan Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Papua. Kedua, RTRW Provinsi Papua yang telah dibuat nanti, segera diupayakan untuk memiliki legalitas hukum yang tetap, sehingga menjadi pedoman pemerintah kabupaten/kota dalam melaksanakan Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah. Ketiga, meningkatkan peranan, pengetahuan dan kemampuan aparatur daerah dalam pengelolaan penataan ruang agar mampu mengatasi berbagai masalah dalam perencanaan, pemanfaatan, dan pengendalian pemanfaatan ruang.
Lokakarya sehari ini terselenggara atas kerjasama Pemerintah Provinsi Papua, Pemerintah Kabupaten Merauke, WWF-Indonesia dan USAID-ESP, dengan menghadirkan Perwakilan Badan Koordinasi Tata Ruang Nasional (BKTRN), Perwakilan Pemerintah Daerah se-Provinsi Papua, Perwakilan Pemerintah Provinsi Papua Barat, Akademisi, Lembaga Swadaya Masyarakat dan Masyarakat Adat.
Catatan untuk editor :
1. Tentang WWF-Indonesia
WWF adalah, sebuah organisasi konservasi, dengan misi menghentikan perusakan lingkungan alami di planet bumi dan untuk membangun masa depan dimana manusia hidup secara harmonis dengan alamnya, melalui perlindungan keanekaragaman hayati, memastikan pemanfaatan sumber daya alam secara lestari, dan mempromosikan pengurangan polusi dan penggunaan sumber daya secara berlebihan. WWF bekerja di lebih dari 90 negara dan didukung oleh hamper 5 juta pendukung di dunia. WWF mulai bekerja di Indonesia tahun 1962. Untuk informasi lebih jauh tentang WWF, kunjungi www.wwf.or.id atau www.panda.org.
2. Tentang TransFly
TransFly adalah sebuah ekoregion yang dikelola bersama oleh WWF di PNG dan Indonesia. Program konservasi ini merupakan contoh pertama program ekoregion teresterial lintas batas yang dikembangkan di New Guinea. Pada bulan Mei 2003, sebuah proses untuk pengembangan visi keanekaragaman hayati telah disketsa, termasuk kompilasi data dasar tentang nilai keanekaragaman hayati dan ancamannya. Ecoregion ini merupakan salah satu prioritas yang telah ditetapkan WWF International sebagai salah satu ecoregion penting dalam Global 200 ecoregion. Luas wilayah ecoregion TransFly adalah 101.274 km persegi yang mencakup wilayah kabupaten Merauke dan wilayah selatan provinsi Barat (Western Province) PNG.
Untuk informasi lebih lanjut :
Benja V. Mambai
Direktur WWF-Indonesia Region Sahul
Phone : +62 967 574205
Fax : +62 967 574204
Email : bmambai@wwf.or.id
Marthinus Ch. Wattimena
Project Manager TransFly Landscape
Phone : +62 971 321408
Fax : +62 971 321408
Email : mwattimena@wwf.or.id
Sumber : wwf.or.id
Artikel 
