Ratusan nelayan di Merauke, Papua kesulitan mencari ikan dilaut akibat terjadinya gelombang tinggi. Gelombang yang mencapai batas maksimum 6 meter itu tidak hanya membuat nelayan harus simpan jaring penangkap ikan tapi juga telah mengombang-ambingkan ratusan perahu nelayan yang diletakkan dibibir pantai.
Samsudin (37), nelayan Lampu Satu, Merauke saat ditemui kemarin mengatakan ombak setinggi 6 meter telah terjadi selama kurang lebih sebulan lamanya. Hal itu mengakibatkan nelayan disepanjang Lampu Satu dan sejumlah wilayah lainnya termasuk Kampung Tengah, tidak dapat melakukan pencarian ikan dilaut. “Ini sudah mulai dari bulan Desember kemarin. Sehingga kita semua yang ada disini tidak berani untuk turun ke laut mencari ikan,” kata dia kepada Jubi (8/1).
Diakuinya, akibat ombak yang tinggi, telah menyebabkan pendapatan nelayan termasuk dirinya menurun. Jika perhari dirinya bisa memperoleh Rp. 70.000 hingga Rp. 100.000, kini sudah tidak lagi. “Yah sudah tidak bisa lagi seperti bulan-bulan kemarin, sekarang sudah agak menurun,” ujarnya
Dikatakannya, gelombang pasang disertai angin kencang tersebut tidak hanya menyurutkan semangat nelayan untuk mencari ikan dilaut, tapi juga telah menyebabkan sejumlah perahu nelayan terlepas dari tambatannya di pinggir pantai. “Itu sudah, ada beberapa perahu yang terlepas. Mungkin karena ikatannya kurang kuat ditambah angin kencang, jadinya begitu,” katanya.
Sementara itu, Philip Mustamu, kepala Badan Meteorologi dan Geofisika Merauke mengatakan angin kencang ditambah hujan deras sepanjang dua bulan terakhir mulai dari desember 2008 hingga pertengahan Januari 2009 tidak hanya berpengaruh terhadap aktivitas didarat tapi juga dilaut. Gelombang diperkirakan tidak akan rendah hingga sepuluh hari ke depan dengan ketinggian maksimum 6 meter. Kecepatan angin, kata Mustamu, berada dalam kisaran 25 knot. “Ini akan berlangsung terus dan akan berakhir pada akhir Februari atau Maret mendatang,” jelasnya.
Ditambahkannya, gelombang pasang yang terjadi tidak akan berpotensi terhadap timbulnya Tsunami. Gempa bumi yang terjadi di wilayah bagian utara, di Manokwari juga, kata dia, ditambah dengan cuaca buruk saat ini tidak akan berpengaruh terhadap Merauke dan sejumlah wilayah lainnya diselatan. “Merauke tidak memiiliki jalur gempa sehingga dengan cuaca yang buruk saat ini tidak akan berpengaruh terhadap wilayah ini,” ujarnya. (Jerry Omona/Merauke).
http://www.tabloidjubi.com/index.php?option=com_content&task=view&id=906&Itemid=9