
MERAUKE- Meski telah resmi berdiri ditandai dengan dilantiknya para kepala distrik pada 9 distrik baru di Kabupaten Merauke sekitar April 2007 lalu, namun perangkat kerja (personil pendukung) dari 9 distrik itu belum terisi. Akibatnya, para kepala distrik tidak dapat bekerja secara maksimal.
Hal itu terungkap dalam rapat kerja kepala distrik se-Kabupaten Merauke dan evaluasi task force yang disampaikan langsung oleh para kepala distrik baru itu. 9 distrik baru itu antara lain, Distrik Nokenjerai, Ngguti, Malin Anim, Wan dan Kaptel. Dengan pertambahan 9, kini Kabupaten Merauke mempunyai 20 distrik.
Para kepala distrik berharap, pemerintah daerah bisa segera melakukan pengisian pegawai ke distrik-distrik baru itu agar pelayanan kepada masyarakat bisa berjalan optimal. Kabag Kepegawaian Setda Merauke, Drs Selestinus Kahol, MM, membenarkan terjadinya kekosongan perangkat di distrik baru itu karena belum ada pengisian pegawai. ''Mudah-mudahan dalam waktu dekat ini pengisian pegawai segera dilakukan. Paling lambat Januari tahun depan," katanya berharap.
Menurutnya, saat ini pihaknya sedang menindaklanjuti kebijakan Bupati Merauke agar pegawai yang menumpuk di dinas, badan dan kantor segera diturunkan mengisi kekosongan tersebut. Selain itu, lanjutnya, pegawai muda yang belum pernah merasakan berada di distrik-distrik dan kampung-kampung agar diturunkan. Sedangkan yang sudah lama mengabdi di pedalaman ditarik ke kota. "Termasuk guru-guru yang belum pernah ke kampung-kampung. Sedangkan guru yang sudah lama mengabdi di kampung-kampung akan kita dorong untuk ke kota sehingga ada roling," jelasnya.
Sementara untuk lulusan STPDN yang saat ini masih sedang melakukan magang di tingkat kabupaten, menurut Kahol, pihaknya juga akan segera melakukan penempatan ke distrik-distrik atau kampung-kampung. "Sebenarnya ada kerinduan dari lulusan STPDN ini untuk segera mengabdi. Dan kita sudah buat penempatan tapi itu kita pending. Tapi dengan tuntutan pelayanan ini akan segera buatkan penempatan lagi,"jelasnya.