Merauke (15/2)— Kapolres Merauke, Patrige Renwarin mengundang para tokoh masyarakat, tokoh adat, perempuan dan beberapa komponen lain untuk menyampaikan berbagai permasalahan yang terjadi, terutama minuman keras (miras) serta kasus korupsi. Dengan berbagai masukan yang didapatkan, akan menjadi referensi untuk dilakukan pembenahan sekaligus peningkatan pelayanan lebih baik lagi.
Dalam sesi dialog di ruangan pertemuan Polres Merauke, Jumat (15/2), Lurah Rimba Jaya, Fransiskus Rambudey mengungkapkan, banyak masukan diberikan agar pohon kelapa yang sering digunakan dan atau dimanfaatkan untuk memproduksi miras lokal (milo) sebaiknya ditebang. Dengan begitu, orang tak akan memproduksi untuk menjadi minuman memabukkan.
Namun demikian, lanjut Frans, cara seperti demikian kurang tepat. Karena tidak akan menyelesaikan permasalahan. Belum lagi harus dingat bahwa kelapa merupakan adat orang Marind yang mempunyai makna sangat besar. Sehingga harus dijaga dan dirawat dengan baik.
Untuk dapat memutus mata rantai miras lokal, demikian Frans, aparat kepolisian perlu melakukan identifikasi terhadap semua tempat yang selama ini menjadi sarang produksi. Dari situ, diatur untuk operasi secara bersama-sama dengan melibatkan semua komponen terkait. Dan, harus diberikan suatu hukuman tegas agar bersangkutan merasa takut melakukan produksi kembali. “Saya kira, ini adalah salah satu langkah yang paling tepat,” katanya.
Dia juga meminta agar Polres Merauke membangun pospol di beberapa tempat karena termasuk daerah rawan. Apalagi Kelurahan Rimba Jaya memiliki jumlah penduduk sangat banyak. Dengan adanya pospol, tentunya akan lebih memudahkan ketika ada kasus yang menimpa warga dan langsung dilaporkan. (Jubi/Ans)