MERAUKE-Pengadaan beras sesuai pragnosa untuk tahun 2013 ini sebasar 27.500 ton. Dengan stok yang ada di harapkan pada tahun 2013 ini minimal sama dengan tahun sebelumnya atau bahkan bisa lebih meningkat dari tahun-tahun sebelumnya.
Hal tersebut di ungkapkan Perum Bulog Sub Divre Merauke Slamet Kurniawan saat di temui wartawan di ruang kerjanya, Kamis (21/2) kemarin.
Pihak Bulog sendiri telah melakukan survey dengan turun ke lokasi untuk melihat penanaman yang sudah di mulai. Hanya saja, kata Slamet, penanaman tersebut belum dilaksanakan serentak sehingga ada saja kesulitan yang di alami seperti masalah air. Namun hal tersebut di bantu dengan turunya hujan pada minggu-minggu ini sehingga kebutuhan air untuk irigasi dan pihak pertanaman bisa sesaui.
Hal tersebut di ungkapkan Perum Bulog Sub Divre Merauke Slamet Kurniawan saat di temui wartawan di ruang kerjanya, Kamis (21/2) kemarin.
Pihak Bulog sendiri telah melakukan survey dengan turun ke lokasi untuk melihat penanaman yang sudah di mulai. Hanya saja, kata Slamet, penanaman tersebut belum dilaksanakan serentak sehingga ada saja kesulitan yang di alami seperti masalah air. Namun hal tersebut di bantu dengan turunya hujan pada minggu-minggu ini sehingga kebutuhan air untuk irigasi dan pihak pertanaman bisa sesaui.
“ Secara kuantitas Bulog akan berusaha dengan mitra mengadakan pendekatan dan paling tidak kita sudah melakukan sosialisasi, sosialisasi yang bulog lakukan untuk mitra Bulog agar semua permasalahan yang ada dapat diatasi,” ungkapnya yang didampingi Kepala Seksi Publik Perum Bulog Subdiv Merauke Abdul Asis.
Lebih lanjut, kata dia,s ecara kualitas yang menentukan di lapangan adalah petaninya sendiri, sedangkan masalah pengilingan yang nantinya diselesaikan secara bersama-sama untuk memperoleh hasil yang maksimal. Dimana, dari tingkat penjemuranya harus sesuai dengan penentuanya. Paling tidak gabah giling itu kadar air minimal 14%.
Namun di tingkat penggilingan yang biasanya itu mitra juga yang mempunya penggilingan harus menerapkan adanya lantai jemur, karena secara kualitas dengan adanya lantai jemur dapat mempermudah petani.
“ Yang saya temui para petani yang ada di Merauke , hanya sebagaian yang mempunyai lantai jemur dan sebagian besar menggunakan terpal, padahal lantai jemur yang bagus harus di semen untuk mencegah apabila terjadi hujan secapat mungkin di pindahkan,” paparnya.
Dngan adanya lantai jemur tingkat pengeringan lebih bagus lagi dari pada menggunakan terpal sehingga Bulog beberapa waktu lalu mengadakan sosialisasi.
“Yang dalam sosialisasi itu membahas prasarana pasca panen, Apabila mitra mau melaksanakan pasca panen bulog dapat membantu karena ada juga beberapa bantuan dari Pemda dalam bidang pertanian,” tandasnya. (lea/achi/lo1)
Lebih lanjut, kata dia,s ecara kualitas yang menentukan di lapangan adalah petaninya sendiri, sedangkan masalah pengilingan yang nantinya diselesaikan secara bersama-sama untuk memperoleh hasil yang maksimal. Dimana, dari tingkat penjemuranya harus sesuai dengan penentuanya. Paling tidak gabah giling itu kadar air minimal 14%.
Namun di tingkat penggilingan yang biasanya itu mitra juga yang mempunya penggilingan harus menerapkan adanya lantai jemur, karena secara kualitas dengan adanya lantai jemur dapat mempermudah petani.
“ Yang saya temui para petani yang ada di Merauke , hanya sebagaian yang mempunyai lantai jemur dan sebagian besar menggunakan terpal, padahal lantai jemur yang bagus harus di semen untuk mencegah apabila terjadi hujan secapat mungkin di pindahkan,” paparnya.
Dngan adanya lantai jemur tingkat pengeringan lebih bagus lagi dari pada menggunakan terpal sehingga Bulog beberapa waktu lalu mengadakan sosialisasi.
“Yang dalam sosialisasi itu membahas prasarana pasca panen, Apabila mitra mau melaksanakan pasca panen bulog dapat membantu karena ada juga beberapa bantuan dari Pemda dalam bidang pertanian,” tandasnya. (lea/achi/lo1)