KAIMANA - Satu-satunya jasa transportasi ke Timika dan Merauke menjelang Hari Raya Natal dan Tahun Baru 2013 ini, yakni KM. Tatamailau. Untuk itu tidaklah mengherankan KM Tatamailau kemarin, dipenuhi penumpang yang ingin mudik ke Timika dan Merauke. Membeludaknya penumpang tersebut, menyebabkan, sebagai besar mereka tidak kebagian tempat tidur, dan hanya menempati lorong-lorong dan hall kapal.Pantauan wartawan Koran ini di Pelabuhan Laut Kaimana, bukan hanya orang dewasa saja yang menempati lorong dan hall kapal, tetapi terlihat anak-anak dan bayi pun terlihat kesulitan mendapatkan udara segar, karena banyaknya penumpang. Markus Tamo, salah satu penumpang kapal tujuan Timika yang dikonfirmasi mengakui, sejak dari perjalanan Sorong ke Fakfak dan Kaimana, penumpang cukup banyak. “Kami hanya bisa menempati lorong-lorong kapal saja, sejak dari Pelabuhan Sorong. Selain sesaknya penumpang, juga disebabkan karena banyaknya barang bawaan penumpang. Mau bilang apa, kapal ini merupakan satu-satunya kapal yang dipergunakan para pedagang untuk memobilisasi barang jualan mereka, seperti sayur dan buah-buahan ke Timika,†ujarnya.
Untuk itu, dia meminta kepada pemerintah pusat, agar bisa menambah armada kapal untuk melayani warga di wilayah Papua bagian selatan. “Yah, mau dengar atau tidak yang kami sampaikan ini, tetapi yanga pentingnya kami dapat sampaikan, agar pemerintah pusat membuka mata lebar-lebar. Kapal yang dikasih ke wilayah Papua, hanyalah kapal-kapal bekas dan kecil ukurannya, padahal di wilayah barat sana, terlalu banyak kapal yang terbuang-buang,†ujarnya dengan penuh nada sesal.
Sementara pihak PT. Pelni Kaimana, yang berhasil dikonfirmasi, jumlah penumpang yang naik KM. Tatamailau menuju Timika dan Merauke berjumlah antara 400 hingga 500 penumpang. Namun, dari keterangan yang disampaikan pihak PT. Pelni, tidak merinci, berapa penumpang yang akan turun di Pelabuhan Timika dan berapa lagi yang melanjutkan perjalanan mereka hingga ke Merauke.
Ibu Rosa, salah satu penumpang lainnya, yang juga dikonfirmasi, meminta kepada pihak PT. Pelni untuk mengajukan pergantian kapal. “Kami tidak bisa tidur malam, karena sejumlah air conditioner (AC) dalam kapal rusak. Kalau bisa PT. Pelni bisa mendatangkan kapal baru yang memiliki kelengkapan fasilitas. Jangan hanya terima duitnya saja, tetapi pelayanan kepada rakyat kecil pun harus menjadi perhatian serius oleh BUMN ini,†tegasnya.
Berdasarkan catatan wartawan Koran ini, saat ini tinggal KM. Tatamailau yang hanya melayani jasa transportasi wilayah selatan Papua. Semenjak tahun 2010 lalu, salah satu kapal milik PT. Pelni yakni KM. Kelimutu, tidak dioperasikan lagi untuk rute wilayah selatan Papua. Karenanya, setiap hari raya, penumpang pasti akan membeludak.(nic)

Artikel 