Merauke, (30/11)—Pertemuan antara Kapolres Merauke, Patrige Renwarin dan Dandim 1707 Merauke, Dedy Hardono bersama tokoh masyarakat, tokoh adat dan tokoh pemuda berlangsung di Serumpun (30/11). Dalam pertemuan tersebut, selain membahas sejumlah persoalan urgen yang terjadi, juga diberikan kesempatan kepada mereka yang hadir untuk bertanya apa saja yang dialami dan dirasakan.
Dalam kesempatan tersebut, hampir sebagian tokoh-tokoh penting itu, mengangkat tentang fenomena maraknya peredaran minuman keras (miras) yang terjadi belakangan. Dampak dari miras tersebut, akhirnya orang pun mabuk dan melakukan tindakan kriminalitas dengan pembacokan, perkelahian serta tindakan lain. Akibatnya, masyarakat menjadi sangat resah.
Ketua Gerakan Anti Miras Kabupaten Merauke, Pankrasia Yem dalam kesempatan itu mengungkapkan, beberapa tahun silam, mereka sudah pernah menyelenggarakan seminar tentang bagaimana melakukan pemberantasan terhadap miras yang beredar. Bahkan, hasil dan atau kesimpulan akhir dari seminar dimaksud, telah diserahkan kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Hanya sampai sekarang tidak diresponi.
Pankrasia juga tidak sungkan-sungkan menyebutkan jika maraknya peredaran miras belakangan ini, karena ada dugaan keterlibatan oknum aparat. Sehingga miras bebas dipasok. “Ya, ini adalah masukan bagi Kapolres dan Dandim Merauke untuk menyikapi lebih lanjut,” pintanya. (Jubi/Ans)