Radar Merauke menyajikan informasi terkini tentang berbagai peristiwa yang terjadi di kota Merauke dan wilayah Papua Selatan umumnya.
UPDATE!! Berita di Radar Merauke dapat dibaca langsung lewat Smartphone Android! Baca fiturnya DISINI atau Download aplikasinya disini : LINK Download Android RadarMeraukeCom.APK !!! Baca berita Via Opera Mini Atau Browser Handphone (Blackberry/Iphone/Symbian) : http://www.radarmerauke.com/?m=1 .

Saturday, 1 December 2012

Bukan Hanya Malaysia, Merauke pun Impor Pasir




Bangun rumah permanen memang butuh bahan bangunan berupa pasir dan semen juga kayu. Sedangkan rumah semi permanen seperti honai ( rumah tradisional ) hanya butuh lahan sepetak, sembarang kayu dan atap rumah berupa alang-alang. Impor pasir untuk bangunan rumah sering terjadi di negara Malaisya menggali pasir di kepulauan Riau. Di Merauke, justru terbalik.

Demi mencegah Bencana, Pemda Merauke Impor Pasir. Merauke impor pasir dari daerah lainnya di Papua dan diluar Papua seperti Sulawesi Tengah ” Palu “.

Bupati Merauke mewajibkan proyek- proyek fisik pemerintah di Merauke, memakai pasir yang didatangkan dari luar daerah. Hal ini untuk mengindari penambangan pasir ilegal di kawasan pantai di Merauke. “Semua SKPD (satuan kerja pemerintah daerah) harus menggunakan pasir impor dalam semua pelaksanaan proyek-proyek fisik. Hal itu sudah tertuang dalam keputusan bupati,” ungkap Theodorus Kahol, Kepala Dinas Pertambangan Merauke di Merauke, Papua, Senin ( kompas.com,16/1/2012 ).

Larangan pemerintah daerah merauke patut diapresiasi karena daerah ini merupakan dataran rendah dan rawan pengikisan pantai oleh air laut. Beda dengan eksplorasi pasir laut yang digalang malaisya di Riau yang sampai sekarang tanpa perlindungan dalam membatasi baik oleh pemerintah setempat.

Bisnis jual beli pasir memang lahan ekonomi yang cukup bagus, namun semestinya pengerukan pasir pada tempatnya saja dan tidak merusak lingkungan.

Di Merauke, harga pasir “impor” memang lebih mahal dibandingkan pasir lokal, yaitu Rp 800.000 per kubik. Sedangkan Pasir lokal dijual sekitar Rp 500.000 per kubik. Pemakaian pasir impor yang didatangkan dari Palu, Sulawesi Tengah dan Sorong, Papua Barat diharapkan akan dapat menghindari dan menekan penambangan pasir secara ilegal di kawasan Pantai Merauke.

Bisnis pasir terselubung di kepulauan Riau menjadi proyek ilegal yang sampai sekarang terpelihara. Bahkan Singapura mengeruk pasir dari pulau Rupat juga.

Perhatian serius pemkab merauke melarang penggalian pasir lokal untuk mencegah abrasi ini merupakan wujud dari keberpihakan pemda setempat mengantisipasi resiko bencana di daerah ini. Selain itu, daerah paling ujung pulau Papua dan bagian Timur Indonesia ini letak geografisnya diapit oleh samudra Pasifik yang juga lautnya berbatasan dengan benua Australia. Merauke merupakan daerah yang juga merupakan dataran terendah di Papua.

Pulau Papua terbentuk atas pertemuan gesekan. Ahli Geologi Indonesia, Fransiskus Benediktus Widodo Margotomo mengatakan bahwa pulau Papua mulai terbentuk pada 60 juta tahun yang lalu. Saat itu, pulau ini masih berada di dasar laut yang terbentuk oleh bebatuan sedimen.

Pengendapan intensif yang berasal dari benua Australia dalam kurun waktu yang panjang menghasilkan daratan baru yang kini bernama Papua. Saat itu, Papua masih menyatu dengan Australia. Terspisahnya Papua dengan Australia pada masa mencairnya es.
Share on :
Silahkan berikan komentar melalui Facebook. Jangan lupa login dulu melalui akun facebook anda. Pembaca dapat mengirimkan komentar terkait artikel atau berita yang ditayangkan. Isi komentar bukan merupakan pandangan, pendapat ataupun kebijakan radarmerauke.com dan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Ditulis Oleh : ~ Portal Berita Merauke

Artikel Bukan Hanya Malaysia, Merauke pun Impor Pasir ini diposting oleh Portal Berita Merauke pada hari Saturday, 1 December 2012. Radar Merauke menyajikan informasi terkini tentang berbagai peristiwa yang terjadi di kota Merauke dan wilayah Papua Selatan umumnya. Kritik dan saran dapat anda sampaikan melalui kotak komentar. Copyright berita dalam site ini milik pemilik berita: Kompas, Cenderawasihpos, Tabloid Jubi, Jaringan Pasificpost, Infopublik, Jaringan JPNN dll. Radar Merauke adalah web personal yang merangkum berita dari berbagai media.
 
© Copyright RadarMerauke.com | Portal Berita Merauke @Since 2008 - 2013 - Some rights reserved | Powered by Blogger.com.
Template Design by Owner Template | Published by Owner Template and Owner
WWW.RADARMERAUKE.COM - PORTAL BERITA MERAUKE
( www.radarmerauke.me | www.radarmerauke.asia | Email : radarmerauke@gmail.com | radarmerauke@yahoo.com )

Radar Merauke menyajikan informasi terkini tentang berbagai peristiwa yang terjadi di kota Merauke dan wilayah Papua Selatan umumnya. Copyright berita dalam site ini milik pemilik berita: Kompas, Bintang Papua, Cenderawasihpos, Tabloid Jubi, Jaringan Pasificpost, Infopublik, suluhpapua, Jaringan JPNN dll. Radar Merauke adalah web personal yang merangkum berita dari berbagai media.