Merauke, Media Center – Sekolah yang berada di wilayah perbatasan Republik Indonesia (RI) dan Negara tetangga seperti PNG dan Australia misalnya SD Yayasan Pendidikan Kristen (YPK) Distrik Sota Kabupaten Merauke harus menjadi cermin bagi Pemerintah Kabupaten Merauke.
Aktivitas belajar mengajar di SD YPK Sota belum berjalan efektif karena 1 tenaga guru yang statusnya sebagai Kepala Sekolah (Kepsek) yang mampu mengajar 163 orang siswa dalam 1 hari dan dibantu dengan 7 orang tenaga sukarela yang lulusan dari Kolose Pendidikan Guru (KPG) Khas Papua Merauke. dari 7 orang lulusan KPG Khas Papua Merauke ini pun tidak mendapatkan honor atau insentif, ibaratnya mereka hanya Guru tanpa Ijazah.
Ketua Komisi A Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Merauke, Dominikus Ulukyanaan mengatakan, sekolah di wilayah perbatasan merupakan cermin yang harus diperhatikan secara serius karena mereka berada pada wilayah perbatasan Republik Indonesia (RI) dan PNG dan Australia. Dewan akan melakukan koordinasi dengan Dinas Pendidikan dan Pengajaran (P dan P) Kabupaten Merauke untuk segera turun secara langsung melihat kondisi ril yang terjadi di wilayah perbatasan Sota.
“Pemerintah Kabupaten Merauke segera melakukan mutasi guru secepatnya untuk mengatasi dan menjawab berbagai persoalan yang terjadi di wilayah pedalaman di kampung-kampung di Kabupaten Merauke. Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten Merauke harus segera menyusulkan anggaran kepada Pemerintah Merauke mengatasi semua persoalan yang terjadi masalah pendidikan,” ungkap Dominikus Ulukyanaan kepada wartawan di ruang kerjanya, Senin (5/11).
Tambah Dominikus, Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten Merauke harus mengajukan jumlah besar anggaran untuk proses ijasah Klasifikasi guru sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (RI) Nomor 15 tahun 2008 tentang pendidikan.
Masalah Pendidikan di Kabupaten Merauke tidak sama dengan daerah lain di wilayah Utara Papua dan Papua Barat karena Merauke tidak pernah medapatkan peningkatan penguatan kualitas guru sehingga pendidikan di Merauke tidak pernah maju-maju sedangkan daerah lain di Papua dan Papua Barat sudah maju jauh.
Sementara itu Kepala Bidang (Kabid) Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan dan Pengajaran (P dan P) Kabupaten Merauke, Stefanus Kapasiang kepada Papua Selatan Pos di ruang kerjanya, Selasa (6/11) mengatakan, tenaga guru di SD YPK Sota di tarik semua karena mereka tidak menjalankan tugas dengan baik sehingga mereka di tarik.
Namun, tenaga sukarela yang hanya sementara ini melakukan aktivitas hanya tenaga dari tamatan KPG Khas Papua Merauke sedangkan insentif mereka di ambil dari dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Dinas Pendidikan sudah mempunyai rencana khusus untuk tenaga pengajar di lucurkan ke wilayah tersebut, dan sekolah di Sota merupakan program proritas karena Sota merupakan batas pintu keluar masuk saudara kita di PNG dan sebaliknya.
Dinas sementara ini hanya menunggu Surat Keputusan (SK) Bupati Merauke tentang penepatan sedangkan guru sendiri Dinas Pendidikan sudah menyiapkan tingga kapan di lucurkan ke wilayah Perbatasan untuk mengisi kekosongan agar aktivitas proses belajar mengajar berjalan dengan baik. (06/media centrer)
Wednesday, 7 November 2012
Sekolah di Wilayah Perbatasan Menjadi Cermin Pemda Merauke
Ditulis Oleh : ~ Portal Berita Merauke
Artikel Sekolah di Wilayah Perbatasan Menjadi Cermin Pemda Merauke ini diposting oleh Portal Berita Merauke pada hari Wednesday, 7 November 2012. Radar Merauke menyajikan informasi terkini tentang berbagai peristiwa yang terjadi di kota Merauke dan wilayah Papua Selatan umumnya. Kritik dan saran dapat anda sampaikan melalui kotak komentar. Copyright berita dalam site ini milik pemilik berita: Kompas, Cenderawasihpos, Tabloid Jubi, Jaringan Pasificpost, Infopublik, Jaringan JPNN dll. Radar Merauke adalah web personal yang merangkum berita dari berbagai media.

