Radar Merauke menyajikan informasi terkini tentang berbagai peristiwa yang terjadi di kota Merauke dan wilayah Papua Selatan umumnya.
UPDATE!! Berita di Radar Merauke dapat dibaca langsung lewat Smartphone Android! Baca fiturnya DISINI atau Download aplikasinya disini : LINK Download Android RadarMeraukeCom.APK !!! Baca berita Via Opera Mini Atau Browser Handphone (Blackberry/Iphone/Symbian) : http://www.radarmerauke.com/?m=1 .

Monday, 5 November 2012

Pembagian Beasiswa Boven Digoel Dinilai Diskriminasi


Ilustrasi Peta Kabupaten Boven Digoel
Mahasiswa asal Kabupaten Boven Digoel menilai pembagian  beasiswa yang dilakukan Pemerintah Daerah (Pemda) Boven Digoel sangat diskriminasi dengan aturan yang dibuat. Hal tersebut disampaikan salah satu mahasiswa asli asal Boven Digoel,  Alberth Makulap.
 Menurut Alberth, awal mula proses pembagian bantuan studi mahasiswa Boven Digoel di Kota Jayapura di warnai degan adu mulut antara tiga pihak, yaitu pihak pemerintah daerah, pengurus ikatan mahasiswa dan anggota mahasiswa.
 Kata Alberth, keributan ini berawal ketika pedoman teknis pembagian yang  dibuat pemerintah daerah  diberikan ke para mahasiswa, karena pada pasal 4 poin ke 12 menyatakan, mahasiswa asli Boven Digoel yang orang tuanya tidak berdomisili di Boven Digoel tak berhak mendapat bantuan studi dari Boven Digoel.
 “Pembagian  yang bertempat sebelumnya di Aula Museum Kebudayaan Provinsi Papua di Lokasi Ekspo, Waena itu sempat ditunda selama satu hari, kemudian baru dibagi. Terus yang anehnya, tempat pembagian ini dialihkan lagi ke tribun Lapangan Sepak Bola Brimob, Kotaraja dan kami para mahasiswa sempat protes habi-habisan. Tetapi pada akhirnya mereka juga melakukan pembagian hingga selesai dengan dikawal ketat oleh aparat keamanan,” kata Alberth menceritakan.
 Senada dengan itu, mahasiswa Boven Digoel lainnya, Martinus Mindin mengakui terjadi diskriminasi antara para mahasiswa yang orangtuanya tidak berdomisili, maupun yang berdomisili di Boven Digoel dengan pemerintah dan pengurus ikatan mahasiswa yang ada di Jayapura. “Secara terang- terangan pemerintah Boven Digoel membuat pecah belah persatuan dan persaudaraan kami mahasiswa Boven Digoel yang telah kita bangun,” paparnya.
 Pihaknya menilai, dengan berlakunya pedoman itu terkesan otoriter dan main hakim sendiri. “Salah satunya, dengan  memilih Tribun Lapangan Brimob sebagai tempat pembagian, maka pemerintah Boven Digoel dinilai menggunakan kekuasaan dengan menggunakan fungsi militer untuk mematikan demokrasi,” kata Martinus.
 Selain itu, Martinus juga menyesalkan sikap pemerintah dengan terang-terangan tidak mengakui pihaknya sebagai orang asli Boven Digoel. “Karena dengan adanya pedoman itu, maka timbul kecurigaan kami, jika ini ada indikasi korupsi. Kami mintah agar pemerintah segera revisi pedoman yang dikeluarkan agar tidak ada lagi sekat-sekat di antara kita,” tandasnya.
 Lebih lanjut, dikatakan, karena kericuhan ini maka pihaknya menduga indikasi korupsi, maka meminta kepada tim khusus anti korupsi Polda Papua yang baru saja dibentuk untuk segera menyikapi kasus ini. “Bukan hanya sekadar ini saja, tetapi harus juga bisa langsung ke Boven Digoel untuk melihat situasi yang tengah berkembang di sana. Saya sangat yakin kalau di sana ada persoalan korupsi. Saya sangat mendukung tim yang telah dibentuk, harapan saya semoga tim itu dapat bekerja secara efektif dengan keahlian yang diberikan,” katanya.
 Informasi yang diterima, dana yang telah dialokasikan yang bersumber dari APBD Kabupaten Boven Digul sebesar enam miliyar dua ratus lima puluh juta untuk semua mahasiswa Bovendigul yang kuliah di berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta yang ada di Indonesia. Dana ini juga diperuntukan bagi semua mahasiswa Boven Digul, sebab tim yang ditugaskan telah mengambil data awal jumlah para mahasiswa di Kota studi Jayapura selanjutnya mereka menyusun dalam bentuk dokumen yang nanti ditetapkan sebagai APBD Kabupaten Boven Digul.
“Ironisnya ketika pembagian berlangsung pada Hari Minggu 28 Oktober baru-baru ini, tim membuat pedoman yang bertentangan dengan data awal yang mereka ambil,” akunya.  (Jubi/Eveerth Joumilena)
Share on :
Silahkan berikan komentar melalui Facebook. Jangan lupa login dulu melalui akun facebook anda. Pembaca dapat mengirimkan komentar terkait artikel atau berita yang ditayangkan. Isi komentar bukan merupakan pandangan, pendapat ataupun kebijakan radarmerauke.com dan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengirim.

Ditulis Oleh : ~ Portal Berita Merauke

Artikel Pembagian Beasiswa Boven Digoel Dinilai Diskriminasi ini diposting oleh Portal Berita Merauke pada hari Monday, 5 November 2012. Radar Merauke menyajikan informasi terkini tentang berbagai peristiwa yang terjadi di kota Merauke dan wilayah Papua Selatan umumnya. Kritik dan saran dapat anda sampaikan melalui kotak komentar. Copyright berita dalam site ini milik pemilik berita: Kompas, Cenderawasihpos, Tabloid Jubi, Jaringan Pasificpost, Infopublik, Jaringan JPNN dll. Radar Merauke adalah web personal yang merangkum berita dari berbagai media.
 
© Copyright RadarMerauke.com | Portal Berita Merauke @Since 2008 - 2013 - Some rights reserved | Powered by Blogger.com.
Template Design by Owner Template | Published by Owner Template and Owner
WWW.RADARMERAUKE.COM - PORTAL BERITA MERAUKE
( www.radarmerauke.me | www.radarmerauke.asia | Email : radarmerauke@gmail.com | radarmerauke@yahoo.com )

Radar Merauke menyajikan informasi terkini tentang berbagai peristiwa yang terjadi di kota Merauke dan wilayah Papua Selatan umumnya. Copyright berita dalam site ini milik pemilik berita: Kompas, Bintang Papua, Cenderawasihpos, Tabloid Jubi, Jaringan Pasificpost, Infopublik, suluhpapua, Jaringan JPNN dll. Radar Merauke adalah web personal yang merangkum berita dari berbagai media.