Merauke, Media Center - Kasus perlindungan anak di Merauke belakangan ini terus mengalami peningkatan. Kasus perlindungan anak berupa hubungan layaknya suami istri itu juga banyak melibatkan pelajar baik sebagai korban maupun sebagai pelaku.
Ketua Komisi A DPRD Merauke Dominikus Ulukyanan, yang membidangi Pendidikan sekaligus sebagai mantan guru ini melihat banyaknya kasus-kasus perlindungan anak yang melibatkan pelajar belakangan ini merupakan sebuah keprihatinan semua pihak. Menurutnya, kasus-kasus tersebut yang melibatkan pelajar karena degradasi moral. Selain degradasi moral, Dominikus Ulukyanan melihat di sejumlah daerah terjadi kekurangan tenaga guru. Selain itu, lanjut dia, karena banyak guru karbitan.
‘’Saya jujur bicara guru karbitan Dalam arti dia menjadikan guru sebagai tempat pelarian. Sekolah dulu kalau sudah tidak bisa lari ke guru dengan mengambil akta mengajar. Dan itu terjadi. Tidak bisa dipungkiri,’’ katanya. Selain itu, lanjut dia yang terjadi sekarang di lembaga pendidikan, yang lebih dominan adalah mengajar dari pada mendidikan. Padahal, seharusnya yang lebih dominan mendidikan dari pada mengajar. Karena tugas seorang guru adalah mendidikan, mengajar dan melatih anak didiknya.
‘’Kalau guru tidak mempunyai kompetensi itu kita jangan heran kalau terjadi degradasi moral,’’ terangnya. Selain di lembaga pendidikan, terang
dia, bagaimana peran orang tua di rumah dalam mendidik dan membimbing
anak-anak mereka. ‘’Kalau kita lihat, kurang sekarang nilai-nilai yang
dijadikan sebagai panutan oleh anak,’’ jelasnya.
Pengaruh yang lebih besar, terang dia, adalah pengaruh globalisasi. Selain internet yang mudah diakses, juga lewat layar kaca TV. ‘’Lihat saja setiap hari kita nonton acara di TV yang sinetron-sinetron itu. Tidak tahu apakah itu selera bangsa kita. Orang yang datang ke sekolah dengan seragam sekolah tidak pernah dipertontonkan bagaimana cara mengajar dan menerima pelajaran yang baik. Yang dipertontonkan masalah pacaran dan usil. Beda dengan film-film Amerika Latin, siswa belajar dengan bagus.
Saya pikir itu yang harus diperhatikan lembaga penyiaran,’’ jelasnya. Secara terpisah, Ervin Saptarini, S.Pd, yang juga Guru BP pada SMAN I Merauke melihat banyaknya kasus-kasus perlindungan anak yang terjadi tersebut harus dilihat dari lingungan keluarga terlebih dahulu. Karena menurutnya semua beranjak dari lingkungan keluarga, bagaimana pembinaan dan bimbingan orang tua, menanamkan nilai-nilai moral terhadap anak sejak kecil sampai dewasa. ‘’Pastinya kalau saya dari tengah keluarga dulu. Kalau pembinaan dan bimbingan dan penanam moral dari dalam keluarga sudah mantap, saya pikir orang tua tidak perlu kuatir berlebihan,’’ katanya.
Sementara pihak sekolah, lanjut dia hanya mendukung dan memberi penguatan dalam mendidik mereka. Karena menurutnya, waktu di sekolah masih sangat terbatas hanya terbatas dan anak lebih banyak berada di luar sekolah. ‘’Memang terkadang sekolah menjadi sasaran dan disalahkan. Padahal, di sekolah para guru tidak henti-hentinya memberikan pendidikan yang berkaitan moral,’’ jelasnya.
Namun demikian, lanjut dia, pengaruh globalisasi yang begitu deras saat ini melalui internet yang begitu mudah mengakses gambar-gambar maupun film yang seharusnya tidak boleh dilakukan oleh anak-anak. ‘’Nah, kalau nilai-nilai moral itu tidak kuat, maka anak akan mudah terjerumus untuk melakukan yang seharusnya tidak boleh,’’ terangnya.
Karena itu, tambahnya, peran orang tua maupun orang yang ada di sekitarnya tak kalah penting dalam membina dan membimbing serta menanamkan moral kepada anak sejak dini. (02/media center)
Friday, 2 November 2012
Kasus Perlindungan Anak di Merauke Terus Meningkat
Ditulis Oleh : ~ Portal Berita Merauke
