Pendirian pasar tradisional bagi warga lokal di pesisir pantai Ndalir yang awalnya melakukan penggalian pasir pantai sebagai sumber mata pencaharian, bertujuan untuk menekan ulah tengkulak sebagai penentu harga pasar secara bertahap. Dengan adanya pasar, diharapkan ekonomi masyarakat pesisir pantai Ndalir semakin meningkat.
Hal ini disampaikan Direktur Saint Theresia Education Center Paul Fatruan,SE,MM dalam Peresmian Pasar Tradisional Saint Theresia di Kampung Kuler Distrik Naukenjerai Sabtu (13/12). Di samping pasar tradisional, pemberian bantuan sejumlah jaring yang dilakukan kepada warga lokal pun diharapkan dapat meningkatkan nilai jual dari hasil tangkapan laut yang selama ini didominasi oleh tengkulak. “Pendampingan ini akan dilakukan secara bertahap dan ke depan akan diperluas ke kampung Tomer, Kuler hingga Kondo,” jelas Paul.
Ditemui secara terpisah, Kepala Distrik Naukenjerai Aris T. Sandin mengatakan bahwa sejak dilakukan adat sashi di tahun 2007 silam, kegiatan penggalian pasir di pesisir pantai Ndalir sudah tak pernah dilakukan lagi. Akhirnya, lanjut Aris, warga lokal kembali pada pekerjaan semula yaitu bercocok tanam dipekarangan rumahnya. “Ketika warga melakukan penggalian pasir tak terjadi peningkatan taraf hidup, sehingga salah jika ada anggapan bahwa pasir dapat membuat warga menjadi kaya. Jangan melanjutkan pola-pola lama yang dapat menimbulkan kerugian bagi masyarakat banyak”, tuturnya.
Sementara itu, Rony Mehuwe Ketua Bamuskam Kampung Kuler ketika dikonfirmasi mengatakan bahwa berdirinya pasar merupakan impian masyarakat sehingga dengan didirikannya pasar terjadi peningkatan perekonomian masyarakat. Dirinya juga berharap agar ada kerjasama yang baik antar warga masyarakat dalam pengelolaan pasar tradisional sehingga tidak menimbulkan kecemburuan warga.
Pendirian pasar tradisional ini pun mendapat respon positif dari warga setempat, hal ini sampaikan oleh ketua RT Kampung Kuler Simon Petrus Mahuze. “Saya kecewa dengan permainan harga dari tengkulak yang menawar harga udang perkilo Rp.15.000 – Rp.10.000. Dengan adanya program ini saya mendukung sepenuhnya.”